sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

EU-ABC dukung ASEAN berantas perdagangan ilegal pascapandemi

Maraknya perdagangan ilegal tidak hanya berdampak negatif khususnya secara moneter, tetapi juga secara tidak langsung mengancam kehidupan.

Cindy Victoria Dhirmanto
Cindy Victoria Dhirmanto Senin, 07 Des 2020 22:56 WIB
EU-ABC dukung ASEAN berantas perdagangan ilegal pascapandemi

Badan utama untuk bisnis Eropa di ASEAN, EU-ASEAN Business Council (EU-ABC), secara resmi merilis laporan advokasi berjudul “Tracking Illicit Trade in ASEAN”. Dimana sebuah laporan khusus mengenai perdagangan ilegal di wilayah Asia Tenggara sebagai upaya untuk mendorong organisasi kawasan ASEAN, agar lebih sadar akan ancaman nyata yang saat ini sedang dihadapi oleh para pelaku bisnis.

Selain itu, penerbitan laporan hasil riset ini merupakan bentuk respons dan upaya dukungan EU-ABC dalam menyajikan wawasan mendalam mengenai kolaborasi pemerintah dan pemain industri dalam memberantas berbagai bentuk tindakan kejahatan di berbagai negara. 

Maraknya perdagangan ilegal tidak hanya berdampak negatif khususnya secara moneter, tetapi juga secara tidak langsung mengancam kehidupan dan hak asasi manusia. Berdasarkan data dari PBB, perdagangan ilegal diperkirakan telah merugikan ekonomi global sebesar US$2.2 triliun, dengan perdagangan barang palsu internasional sendiri mengakibatkan kerugian mencapai US$461 miliar. 

Memahami urgensi yang ada, para pemimpin ASEAN menyatakan komitmen dalam mengatasi tindakan kriminal transnasional khususnya dengan munculnya bentuk-bentuk ancaman baru lainnya akibat dari pandemi melalui KTT ke-37 ASEAN yang diadakan pada November.

Dalam mengatasi masalah tersebut, Executive Director EU-ABC, Chris Humphrey mengatakan pasar barang palsu ASEAN diperkirakan memiliki kontribusi sebesar hampir 10% dari perdagangan internasional global untuk berbagai jenis produk. Apabila tidak ditangani, industri ilegal tersebut tentunya dapat merajalela dan berbahaya di saat kita saat ini sedang berhadapan dengan krisis kesehatan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Para pelaku perdagangan ilegal ini mengeksploitasi kelemahan sistemis dan para pemimpin ASEAN harus mampu melihat urgensi keadaan ini untuk berkoordinasi dan berkolaborasi guna mengatasi tindakan kejahatan transnasional tersebut," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/12). 

Oleh karenanya, EU-ABC siap siaga untuk mendukung setiap usaha ASEAN dalam mengatasi perdagangan ilegal dan dampak negatif yang timbul karenanya.

Baru-baru ini, EU-ABC bersama dengan Société Générale de Surveillance (SGS), sebuah perusahaan verifikasi terkemuka dan Phillip Morris International (PMI), mengadakan lokakarya pelatihan virtual guna meningkatkan kesadaran akan masalah perdagangan ilegal, dengan fokus pada teknik profiling risiko yang ditujukan untuk memperkuat kemampuan pegawai eksekutif bea cukai dalam mengidentifikasi kargo ilegal. 

Sponsored

Menurut Head of Legal & Compliance di Roche Pharma APAC  Patrick Kos mengatakan, perdagangan ilegal obat-obatan dan diagnosis farmasi sangat membahayakan hidup dan kesejahteraan pasien, tentu hal ini harus dicegah. Pelaku kriminal tentu akan memanfaatkan krisis tersebut.

"Maka dari itu sangat penting untuk kami melindungi produk dan pasien agar pemalsuan dan keamanan mereka tetap terjaga. Selain itu, dirinya juga ikut keterlibatan aktif industrinasional, internasional, dan pemerintah dalam pengembangan hukum yang lebih kuat dan penangguhan penegakan hukum, pendidikan masyarakat umum dan pelatihan pegawai lokal. 

Perkembangan industri perdagangan ilegal juga memberikan tekanan buruk pada negara, ketika pemerintah sedang membangun ulang keulangan untuk memastikan krisis kesehatan yang terjadi sekarang ini tidak semakin memperburuk krisis ekonomi. Salah satu contohnya, produksi batu giok Myanmar setiap tahunnya mencapai nilai US$12-$31, tetapi 80% dari produksi tersebut diselundupkan ke luar negeri, mencuri penghasilan pajak pemerintah negara tersebut.

“Perdagangan ilegal dan organisasi kriminal bermutasi, bermigrasi dan memodifikasi diri terhadap keadaan-keadaan baru,” ujar Lina Baechtiger, dari PMI dan Anti-Illicit Trade Cluster Lead EU-ABC.

Para pelaku pembuat barang-barang palsu merupakan sebuah ancaman keuangan dan reputasi untuk merek-merek terkenal. Oleh karenanya, meningkatkan perlindungan merek menjadi prioritas pelaku bisnis saat ini, khususnya dalam rangka menyambut waktu liburan mendatang.

Vice President dan General Counsel untuk LEGO Group di APAC dan China Robin Smith, mengungkapkan, meningkatnya jumlah permintaan mainan, memberikan pula kesempatan bagi penjual mainan dengan kualitas palsu. Tanpa disadari, hal ini dapat menimbulkan risiko pada kesehatan dan perkembangan anak karena standar kualitas dan keamanan produk yang tidak terjamin. Investasi ASEAN dalam melawan perdagangan ilegal hari ini akan terus mendatangkan manfaat di masa depan dan akan memainkan peran penting dalam membentuk komunitas ASEAN yang sejahtera dan aman bagi generasi yang mendatang.

Berita Lainnya
×
tekid