sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gadis migran 7 tahun meninggal dalam tahanan AS

Gadis migran usia 7 tahun tersebut berasal dari Guatemala. Dia ditahan setelah berusaha menerobos perbatasan Meksiko-AS secara ilegal.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 14 Des 2018 18:09 WIB
Gadis migran 7 tahun meninggal dalam tahanan AS

Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) mengungkapkan bahwa seorang anak asal Guatemala berusia tujuh tahun meninggal pekan lalu, tepatnya beberapa jam setelah dia ditahan oleh petugas perbatasan.

Kabar ini pertama kali diterbitkan oleh the Washington Post pada Kamis (13/12). Dalam laporannya, the Post menyebutkan bahwa gadis itu meninggal akibat dehidrasi dan syok.

Beserta ayahnya, anak perempuan itu dan sejumlah imigran lainnya ditahan oleh petugas Patroli Perbatasan AS setelah berusaha memasuki perbatasan AS dari Meksiko secara ilegal.

"Rasa dukacita tulus dari kami bagi keluarga dari anak tersebut," kata DHS melalui sebuah pernyataan resmi. "Petugas Patroli Perbatasan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa anak tersebut dalam keadaan tersulit sekali pun. Sebagai seorang ayah dan ibu, saudara dan saudari, kami berempati terhadap semua anak yang hilang nyawanya."

Menurut keterangan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP), anak itu mulai mengalami kejang-kejang selama beberapa jam setelah dibawa ke tahanan. Dia kemudian diterbangkan ke Rumah Sakit Anak Providence di El Paso, Texas.

Keterangan DHS menguak bahwa gadis malang itu sempat mengalami serangan jantung dan segera ditangani oleh petugas medis, namun sayangnya kondisinya tidak membaik dan meninggal kurang dari 24 jam kemudian.

"Karena kerahasiaan pasien, rumah sakit tidak dapat memberikan informasi dan merujuk semua pertanyaan terkait pasien pada CBP," jelas juru bicara rumah sakit Monique Poessiger.

CBP juga tidak merilis nama gadis itu dan ayahnya.

Sponsored

Seorang juru bicara DHS mengatakan otopsi akan dilakukan, tetapi hasilnya baru dapat diketahui dalam beberapa pekan ke depan.

Kantor bagian Tanggung Jawab Profesional CBP telah menjalankan penyelidikan untuk "memastikan semua kebijakan yang tepat diikuti."

"Sayangnya, terlepas dari upaya terbaik kami dan upaya terbaik tim medis untuk merawat anak tersebut, kami tidak dapat menghentikan terjadinya tragedi ini. Sekali lagi, kami memohon kepada orang tua untuk tidak menempatkan diri mereka atau anak-anak mereka dalam risiko dengan mencoba masuk secara ilegal. Silakan datang ke pintu masuk (port of entry) dan masuk secara legal dan aman," jelas jubir DHS tersebut.

Pada Kamis malam waktu setempat, anggota Kongres Partai Demokrat dari Texas Joaquin Castro menyatakan bahwa dia merasa "hancur oleh laporan bahwa seorang gadis berusia tujuh tahun yang dibawa dalam tahanan CBP meninggal karena dehidrasi dan kelelahan. Saya akan meminta penyelidikan penuh oleh Inspektur Jenderal dan Kongres terkait kondisi dan keadaan yang menyebabkan kematiannya."

"Kita bisa berbuat lebih baik sebagai sebuah bangsa," kata Castro. "Ini adalah krisis kemanusiaan dan kami memiliki kewajiban moral untuk memastikan keluarga yang rentan dapat dengan aman mencari suaka, yang merupakan hal legal di bawah hukum imigrasi dan internasional perbatasan kami," tutur Castro dalam pernyataannya.

Manajer advokasi untuk ACLU Border Rights Center Cynthia Pompa menyerukan perlunya, "Penyelidikan yang ketat tentang bagaimana tragedi ini terjadi dan reformasi serius untuk mencegah kematian serupa di masa depan."

"Tragedi ini merupakan akibat terburuk yang terjadi ketika orang-orang, termasuk anak-anak, ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi," katanya. "Kurangnya akuntabilitas, dan budaya kekejaman dalam CBP telah memperparah kebijakan yang mengarah pada kematian migran. Pada 2017, kematian migran meningkat bahkan ketika jumlah perlintasan perbatasan secara drastis menurun."

Politikus Demokrat lainnya dari Texas, Beto O'Rourke, pada Kamis menganjurkan transparansi dalam penyelidikan kematian gadis tersebut.

"Saya sangat sedih atas kematian gadis ini. Harus ada penyelidikan lengkap dengan hasilnya diberikan kepada Kongres dan publik," ujarnya melalui akun Twitter pribadi.

Tragedi yang menimpa gadis ini terjadi beberapa bulan setelah seorang balita meninggal enam minggu selepas dibebaskan dari fasilitas Immigration and Customs Enforcement (ICE) di Dilley, Texas.

Ibu sang balita dan pengacaranya menuduh dia terjangkit infeksi pernapasan setelah mereka tiba di pusat penahanan. Mereka menambahkan, ICE menyediakan perawatan medis yang tidak layak bagi balita. Pasangan ibu anak itu berasal dari Guatemala dan ditahan setelah menyeberang ke AS melalui Rio Grande. (CNN)

Sumber : CNN

Berita Lainnya
×
tekid