sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gara-gara AS, tanker Iran batal dibebaskan

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat meminta otoritas Gibraltar untuk tetap menahan supertanker Iran, Grace 1.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 15 Agst 2019 19:31 WIB
Gara-gara AS, tanker Iran batal dibebaskan

Pada Kamis (15/8), Jaksa Agung Gibraltar mempertimbangkan permintaan Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (DoJ) untuk menahan supertanker Iran, Grace 1.

Tanker minyak itu ditangkap oleh Royal Marine Inggris pada 4 Juli. Penangkapan Grace 1 memicu krisis diplomatik antara Inggris dan Iran. Gibraltar menuduh tanker itu menjual minyak ke Suriah, melanggar sanksi Uni Eropa.

Atas permintaan pemerintah Gibraltar, sekitar 30 marinir diterbangkan dari Inggris ke Gibraltar untuk membantu otoritas setempat menahan tanker serta muatannya.

Dua pekan setelah penangkapan Grace 1, Pengawal Revolusi Iran (IRGC) menahan tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero, di Teluk.

Awalnya Grace 1 dijadwalkan akan dibebaskan pada Kamis, setelah jaksa agung menyatakan tidak akan membuat perintah untuk penahanan lebih lanjut. Tetapi setelah permintaan DoJ, persoalan pembebasan tanker ditunda hingga pukul 15.00 BST atau 21.00 WIB.

"DoJ telah mengajukan permohonan untuk menahan Grace 1 atas sejumlah tuduhan yang sekarang sedang dipertimbangkan," kata pemerintah Gibraltar tanpa memberi rincian lebih lanjut mengenai alasan permintaan DoJ.

Surat kabar Gibraltar, Chronice, yang pertama kali melaporkan berita itu, menyebut bahwa Kepala Mahkamah Agung Anthony Dudley mengungkapkan, jika bukan karena permintaan AS, Grace 1 sudah akan bebas.

Walaupun belum dikonfirmasi oleh Iran atau Inggris, banyak yang menganggap bahwa Teheran juga berencana untuk mengembalikan Stena Impero setelah Inggris memulangkan Grace 1.

Sponsored

Gibraltar membantah bahwa mereka diperintahkan untuk menahan tanker Iran yang mampu mengangkut hingga 2,1 juta barel minyak itu. Namun, sejumlah sumber diplomatik mengatakan AS merupakan pihak yang meminta Inggris menyita kapal itu.

Pekan lalu, Inggris mengumumkan akan bergabung dengan satuan tugas yang dipimpin AS untuk melindungi kapal dagang yang melintasi rute pengiriman utama di Teluk. 

Komandan Angkatan Laut Iran Hossein Khanzadi menegaskan bahwa angkatan laut Barat harus angkat kaki dari Teluk. Bagi Iran, Teluk hanya boleh dipatroli oleh negara-negara di kawasan itu.

"Musuh-musuh bagi kawasan kami seperti AS, Inggris dan sekutu-sekutunya perlu tahu bahwa mereka sudah tidak dapat berkeliaran dan memicu konflik di Teluk," kata Khanzadi menurut kantor berita ISNA. (BBC dan Reuters)

Berita Lainnya
×
tekid