sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dalam sepekan, gelombang panas tewaskan 65 orang di Jepang

Para pejabat terkait berulang kali mengimbau warga Jepang untuk menyalakan AC, minum air yang cukup, dan sering istirahat.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 24 Jul 2018 16:15 WIB
 Dalam sepekan, gelombang panas tewaskan 65 orang di Jepang

Badan Manajemen Bencana dan Kebakaran Jepang mengungkapkan bahwa gelombang panas telah menewaskan sedikitnya 65 orang dalam satu pekan terakhir. Adapun 22.647 orang dirawat di rumah sakit.

Badan Meteorologi Jepang mengklasifikasikan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya itu sebagai bencana alam.

Sejak awal Juli, Badan Manajemen Bencana dan Kebakaran Jepang menerangkan bahwa total korban tewas 80 orang. Dan lebih dari 35.000 orang telah dirawat di rumah sakit.

Di antara korban tewas adalah seorang bocah enam tahun.

"Karena gelombang panas terus menyelimuti negara itu, tindakan mendesak diperlukan untuk melindungi kehidupan anak-anak sekolah," kata juru bicara pemerintah Yoshihide Suga seperti dilansir The Straits Times, Selasa (24/7).

Pemerintah mengatakan akan menyediakan dana demi memastikan semua sekolah dilengkapi AC pada musim panas mendatang.

Pada hari Senin (23/7), kota Kumagaya di Saitama memecahkan rekor dengan suhu mencapai 41,1 derajat Celcius.

"Kami mengamati tingkat panas yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa wilayah," ungkap pejabat Badan Meteorologi Jepang Motoaki Takekawa pada Senin malam.

Sponsored

"Gelombang panas berakibat fatal dan kami menyikapinya sebagai bencana alam," tutur Motoaki kepada awak media.

Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah Jepang akan terus dihinggapi suhu 35 derajat Celcius atau lebih hingga awal Agustus.

Para pejabat terkait berulang kali mengimbau warga untuk menggunakan AC, minum air yang cukup, dan sering istirahat.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike pekan ini berjanji bahwa gelombang panas akan diberikan prioritas yang sama dengan langkah-langkah untuk melawan terorisme.

"Ini sama pentingnya karena tujuannya juga untuk melindungi kehidupan masyarakat," katanya kepada wartawan, membandingkan musim panas Jepang dengan "hidup di sauna."

Berita Lainnya
×
tekid