sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gubuk menstruasi Nepal telan korban keempat di tahun ini

Chhaupadi adalah tradisi berabad-abad di Nepal yang mengasingkan perempuan yang sedang menstruasi ke gubuk terpisah.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 06 Feb 2019 19:04 WIB
Gubuk menstruasi Nepal telan korban keempat di tahun ini

Gadis berusia 21 tahun menjadi orang keempat yang meninggal pada 2019 akibat praktik ilegal Chhaupadi, sebuah tradisi berabad-abad di Nepal yang mengasingkan perempuan yang sedang menstruasi ke gubuk terpisah.

Parbati Bogati, yang berasal dari distrik Doti barat, diperkirakan meninggal karena menghirup asap saat tidur di gubuk kecil tanpa jendela. Jasadnya ditemukan oleh ibu mertuanya pada Kamis (31/1) pagi waktu setempat.

Hanya beberapa pekan sebelumnya di distrik Bajura, Amba Bohara dan kedua putranya, Ramit dan Suresh, ditemukan tewas dalam kandang sapi. Kematian mereka mendorong sejumlah penduduk untuk menghancurkan gubuk Chhaupadi yang ada di desa mereka.

Kedua perempuan itu diyakini mati lemas akibat menghirup asap dari api yang mereka nyalakan untuk menghangatkan badan. 

Para pegiat HAM menilai Januari sebagai bulan terburuk bagi kematian akibat Chhaupadi dalam beberapa tahun terakhir.

Korban-korban Chhaupadi tetap berjatuhan meskipun ada upaya pemerintah untuk mengakhiri praktik yang telah dilarang sejak 2005 itu.

Tahun lalu, pemerintah menjatuhkan denda 3.000 rupee dan hukuman tiga bulan penjara bagi mereka yang memaksakan praktik ilegal tersebut. Namun, chhaupadi, yang berkaitan dengan agama Hindu, sudah sangat melekat di beberapa wilayah Nepal.

Chhaupadi menentukan apa yang boleh dimakan seorang wanita, di mana dia dapat tidur, dan dengan siapa dia boleh berinteraksi saat sedang menstruasi.

Sponsored

"Tradisi itu sudah diikuti sejak lama dari leluhur mereka, sehingga jika mereka berhenti melakukannya, mereka takut akan dihukum dewa," tutur Dechen Lama, seorang pengacara di Forum Perempuan, Hukum, dan Pembangunan.

Pada 2010, survei pemerintah menemukan bahwa satu dari lima wanita di seluruh Nepal masih mempraktikkan Chhaupadi. Bahkan di daerah Nepal bagian barat, setengah dari wanita yang disurvei masih melakukannya.

Menurut Lama, meski tidak persis sama, tetapi versi tradisi ini juga masih dipraktikkan di Kathmandu.

"Tingkat isolasinya tidak sama, tidak ada gubuk pengasingan. Tetapi wanita tidak diizinkan masuk dapur dan tidak boleh menyentuh berhala dewa ketika sedang menstruasi," jelasnya.

Ganga Chaudhary, seorang anggota parlemen yang terlibat dalam penyusunan UU, mengatakan kepada AFP bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk menegakkan hukum dan mengubah norma sosial.

"Kami menyadari bahwa hanya memberi ketentuan hukum tidak cukup untuk mengakhiri praktik tersebut. Kita perlu fokus pada kesadaran dan mendidik kaum perempuan," lanjut Chaudhary.

Sumber : The Guardian

Berita Lainnya
×
tekid