Hackers serang jaringan komunikasi diplomatik Uni Eropa
Seorang ahli mengungkap bahwa metode yang digunakan hackers mirip dengan yang dipakai oleh militer China.
Pada Rabu (19/12), The New York Times melaporkan bahwa hackers berhasil menyusup masuk ke jaringan komunikasi diplomatik Uni Eropa sejak beberapa tahun lalu.
Ribuan pesan telah disadap, di mana para diplomat membicarakan sejumlah topik. Mulai dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga perdagangan global.
Pelanggaran ini ditemukan oleh perusahaan keamanan siber Area 1 Security.
Pejabat Eropa mengonfirmasi bahwa peretasan yang telah berlangsung selama tiga tahun tidak membahayakan informasi konfidensial dan rahasia.
Seorang ahli mengatakan kepada The Times bahwa hackers menggunakan metode yang mirip dengan yang dipakai oleh militer China.
"Setelah pengalaman lebih dari satu dekade melawan operasi siber China ... tidak ada keraguan bahwa tindakan ini ada hubungannya dengan pemerintah China," tuturnya.
Pesan-pesan yang disadap, yang dikenal sebagai kabel diplomatik, mengungkapkan satu pertukaran di mana diplomat menggambarkan pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juli lalu "sukses (setidaknya bagi Putin)".
Ada pula pesan lain yang memberikan rincian terkait pertemuan pribadi antara Presiden China Xi Jinping dengan pejabat Eropa yang terjadi pada awal 2018.
Pesan tersebut mengutip Xi yang mengatakan bahwa Beijing "tidak akan tunduk pada intimidasi" Washington, "bahkan jika perang dagang merugikan semua orang".
Komentar dari Xi ini serupa dengan pidato yang dia berikan pada Selasa (18/12) dalam peringatan 40 tahun kebijakan reformasi dan keterbukaan China.
Dalam pidato yang disampaikannya di Great Hall of People, Xi menegaskan, "Tidak seorang pun dalam posisi untuk mendikte rakyat China apa yang harus dan tidak seharusnya dilakukan".
Sejumlah lembaga lain, termasuk PBB, juga dilaporkan terkena dampak peretasan ini dan telah diperingati.
Sumber : BBC