sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harap-harap cemas menanti pidato tahun baru Kim Jong-un

Kim Jong-un akan menyampaikan pidato tahun barunya pada Rabu (1/1).

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 31 Des 2019 16:25 WIB
Harap-harap cemas menanti pidato tahun baru Kim Jong-un

Kim Jong-un akan menyampaikan pidato tahun baru pada Rabu (1/1). Pidatonya disebut akan mengungkap langkah yang kemungkinan diambil Korea Utara jika Amerika Serikat gagal memenuhi tenggat untuk memperlunak sikapnya atas denuklirisasi.

Pidato tahun baru Kim Jong-un diprediksi akan menyinggung berbagai isu, mulai dari urusan luar negeri, pengembangan militer hingga ekonomi dan pendidikan.

Dalam pidatonya pada 2019, Kim Jong-un mengatakan bahwa dia mungkin harus mengubah arah jika Washington tetap melancarkan tekanan dan menuntut tindakan sepihak. Di lain sisi, dia menekankan ekonomi yang mandiri di tengah pengetatan sanksi.

Washington sendiri lebih memilih mengabaikan tenggat yang diberikan Pyongyang agar pihaknya menunjukkan lebih banyak fleksibilitas demi membuka kembali negosiasi yang bertujuan melucuti program nuklir dan rudal Korea Utara.

Pidato Kim Jong-un diyakini pula menjadi puncak dari sidang pleno ke-5 Komite Sentral ke-7 Partai Buruh, yang merupakan badan pembuat kebijakan utama. Menurut media pemerintah Korea Utara, KCNA, sidang pleno masih berlangsung pada Selasa (31/12).

Diskusi yang berlangsung dalam sidang pleno itu tidak diketahui, namun KCNA pada Selasa mengatakan bahwa Kim Jong-un menghabiskan tujuh jam pada Senin (30/12) untuk membahas ekonomi dan pengembangan militer. Pada Minggu (29/12), dia menyerukan langkah-langkah positif dan ofensif untuk memastikan keamanan negaranya.

"Sidang pleno Komite Sentral dimaksudkan untuk melegitimasi proses di balik keputusan yang akan diumumkan Kim Jong-un dalam pidato tahun barunya," kata Leif-Eric Easley, seorang guru besar di Ewha Womans University.

"Pertemuan ini adalah untuk memberikan justifikasi politik bagi kebijakan ekonomi dan keamanan yang akan dilakukan Pyongyang pada 2020."

Sponsored

Komandan militer AS menilai bahwa tidak menutup kemungkinan Pyongyang akan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM), yang telah mereka hentikan sejak 2017, bersamaan dengan tes nuklir.

Penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien memperingatkan bahwa Washington akan sangat kecewa jika Korea Utara melakukan uji coba rudal jarak jauh atau nuklir. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuturkan dia berharap jalan perdamaian akan dipilih dibanding konfrontasi.

"Kami masih mempertahankan pandangan bahwa kami dapat menemukan jalan untuk meyakinkan kepemimpinan di Korea Utara bahwa tindakan terbaik adalah menciptakan peluang yang lebih baik bagi rakyat mereka dengan menyingkirkan senjata nuklir. Itu adalah misi kami," tutur Pompeo kepada Fox News pada Senin.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid