sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hong Kong memanas jelang HUT China

Kerusuhan mewarnai demonstrasi prodemokrasi pada akhir pekan di Hong Kong. Lebih dari 100 orang dilaporkan ditangkap.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 30 Sep 2019 10:12 WIB
Hong Kong memanas jelang HUT China

Stasiun kereta bawah tanah (MTR) dan sejumlah jalan raya di Hong Kong kembali dibuka pada Senin (30/9) pagi, setelah akhir pekan kota itu diwarnai bentrok antara polisi dan demonstran antipemerintah.

Pada Minggu (29/9), polisi menembakkan meriam air, gas air mata dan peluru karet ke arah pengunjuk rasa yang membakar serta melemparkan molotov di luar kantor-kantor pemerintah dan di sejumlah distrik.

Demonstran mencoret jalan-jalan, toko dan sejumlah gedung dengan grafiti. Jendela-jendela gedung pemerintah dan fasilitas di trotoar pun dirusak oleh pengunjuk rasa.

Sebagian besar toko, restoran dan kafe yang membentang dari Central, kawasan pusat bisnis, ke daerah wisata di Causeway Bay ditutup pada Minggu pagi ketika polisi dan demonstran bentrok hingga malam.

Kerusuhan juga pecah di Admiralty dan Wan Chai di mana polisi melawan gerombolan pengunjuk rasa selama berjam-jam.

Lebih dari 100 orang ditangkap dan pada pukul 22.30 waktu setempat, 25 orang dilarikan ke rumah sakit akibat menderita luka-luka.

Kerusuhan demonstrasi di pusat keuangan Asia itu meningkat dan semakin diwarnai kekerasan menjelang Hari Nasional China yang jatuh pada 1 Oktober. Pihak berwenang Hong Kong berupaya keras mencegah insiden yang dapat mempermalukan Tiongkok.

Unjuk rasa pada Minggu juga menandai peringatan lima tahun sejak dimulainya Gerakan Payung, serangkaian demonstrasi prodemokrasi pada 2014.

Sponsored

Aksi protes pada Minggu dimulai dengan ribuan demonstran, yang menentang larangan polisi, berkumpul di Causeway Bay untuk berbaris ke kantor pemerintah di Admiralty.

Polisi memperingatkan bahwa unjuk rasa itu ilegal dan menghalangi lalu lintas. Tepat sebelum pukul 14.30 waktu setempat, polisi melepas tembakan gas air mata ke arah massa.

Emosi membubung tinggi saat demonstran mencapai kantor pemerintah yang dibarikade. Beberapa melemparkan batu bata dan molotov ke arahnya.

Setelah itu, beberapa pengunjuk rasa berbaris menuju Wan Chai, melampiaskan kemarahan mereka pada stasiun MTR di wilayah itu. Mereka menghancurkan jendela di pintu masuk stasiun dan melemparkan setidaknya dua molotov ke dalamnya.

Dalam pernyataan pada Senin, polisi mengatakan seorang perwiranya melepaskan tembakan peringatan untuk melindungi keselamatan dirinya setelah dikepung dan diserang sekelompok besar demonstran pada Minggu.

"Berada di bawah ancaman serius, seorang perwira melepaskan satu tembakan peringatan," kata pernyataan itu.

Polisi menyatakan mereka sangat mengutuk tindakan penuh kekerasan oleh para pengunjuk rasa.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dilaporkan berangkat ke Beijing pada Senin untuk mengikuti perayaan HUT ke-70 China.

Lam mengundang warga Hong Kong untuk menghadiri upacara pengibaran bendera dan resepsi Hari Nasional di Pusat Konvensi dan Pameran, Wan Chai, pada Selasa (1/10). Pemerintah mengatakan bahwa Kepala Sekretaris Administrasi Matthew Cheung Kin-chung akan menggantikan posisi Lam dalam perayaan tersebut.

Para pemrotes menyerukan aksi mogok pada Senin dan berjanji akan berupaya keras untuk merusak perayaan Hari Nasional China pada Selasa.

Pengunjuk rasa marah atas apa yang mereka anggap sebagai campur tangan China dalam urusan Hong Kong. Menurut mereka, Beijing mengabaikan formula "Satu Negara, Dua Sistem" yang disepakati dengan Inggris pada 1997.

Gerakan prodemokrasi sendiri dipicu oleh RUU ekstradisi yang secara resmi sudah ditarik. Di bawah RUU itu, tersangka di Hong Kong dapat dikirim ke China daratan untuk diadili. Sejak itu, protes meluas menjadi seruan untuk reformasi demokrasi. (Reuters dan South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid