sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hong Kong resesi, Lam: Situasinya sangat suram

Menurut Carrie Lam, Hong Kong berpotensi mencatat pertumbuhan ekonomi negatif pada 2019 menyusul protes yang belum kunjung berakhir.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 29 Okt 2019 13:17 WIB
Hong Kong resesi, Lam: Situasinya sangat suram

Kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam pada Selasa (29/10) menyatakan bahwa kota itu dapat mencatat pertumbuhan ekonomi negatif pada 2019 menyusul lima bulan protes antipemerintah yang kerap diwarnai kekerasan.

Pernyataan Lam tersebut muncul dua hari setelah Sekretaris Keuangan Paul Chan menyampaikan bahwa Hong Kong telah jatuh ke jurang resesi dan tidak mungkin mencapai pertumbuhan apa pun tahun ini.

Protes, yang dimulai oleh penentangan terhadap RUU ekstradisi yang sekarang telah sepenuhnya ditarik, telah berkembang menjadi seruan untuk demokrasi yang lebih besar dan menjerumuskan kota itu ke dalam krisis politik terbesarnya dalam beberapa dekade. Ekonomi, tidak luput dari dampaknya.

"Penilaian kami saat ini adalah bahwa sepanjang 2019 akan menunjukkan pertumbuhan negatif, yang berarti kami tidak akan mampu mencapai pertumbuhan positif yang telah direvisi jadi 0-1%," kata Lam. "Situasinya sangat suram."

PDB Q III yang akan dirilis pada Kamis diperkirakan akan menunjukkan kontraksi pada dua kuartal terakhir, sebuah definisi teknis dari resesi.

Lam, yang didukung Beijing, mengatakan bahwa pemerintah akan mengumumkan sejumlah langkah baru untuk meningkatkan perekonomian begitu kerusuhan di kota yang menganut formula "Satu Negara, Dua Sistem" itu mereda. Namun, dia tidak merincinya.

Pemerintah Hong Kong pekan lalu mengumumkan stimulus sebesar 2 miliar dolar Hong Kong, menyusul paket bantuan sebesar 19,1 miliar dolar Hong Kong yang diluncurkan pada Agustus, untuk mendukung perekonomian salah satu pusat keuangan dunia itu.

Jumlah wisatawan dilaporkan anjlok, dengan penurunan nyaris 50% pada Oktober. Penurunan juga terjadi pada penjualan ritel, sementara kebangkrutan dan pengangguran meningkat.

Sponsored

Unjuk rasa antipemerintah masih berlangsung hingga akhir pekan kemarin. Sejumlah demonstran berpakaian hitam dan berpenutup wajah melakukan vandalisme dan melempar bom bensin ke arah polisi. Dan hingga hari ini, protes belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Lam menuturkan bahwa pemerintah pusat di Beijing yakin pihaknya dapat mengembalikan Hong Kong ke situasi normal. Selain itu, menurut Lam, Tiongkok juga mendukungnya dalam menegakkan hukum dan ketertiban.

Perampasan hak-hak politik

Aktivis demokrasi Hong Kong Joshua Wong pada Selasa menuturkan bahwa dirinya telah dilarang berpartisipasi dalam pemilihan lokal yang akan datang.

"Saya mengutuk keras pemerintah karena melakukan penyaringan dan penyensoran politik, merampas hak-hak politik saya," tulis dia di laman Facebook-nya.

Wong mengisahkan, dia didiskualifikasi dari pencalonan dalam pemilihan yang dijadwalkan berlangsung pada November setelah seorang petugas pemilihan menyatakan bahwa pencalonannya tidak sah.

Juru bicara pemerintah mengonfirmasi hal tersebut dengan menjelaskan, pencalonan Wong tidak sah karena dia mengadvokasi "penentuan nasib sendiri" atas Hong Kong. Itu tidak konsisten dengan Undang-Undang Dasar, konstitusi mini kota itu.

"Calon tidak memenuhi persyaratan hukum pemilu yang relevan," kata jubir pemerintah.

Wong yang berusia 23 tahun merupakan salah satu tokoh pro-demokrasi paling terkenal di Hong Kong saat ini. Sosoknya mendunia pertama kali selama protes 2014, dan perannya yang sangat penting dalam Gerakan payung atau Umbrella Movement. (Reuters dan Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid