sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ibu Kota Spanyol berhenti pakai kit uji Covid-19 dari China

Jumlah kasus positif di Spanyol pada Jumat (27/3) tercatat 57.786, di mana 4.365 orang di antaranya meninggal dan 7.015 sembuh.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 27 Mar 2020 17:00 WIB
Ibu Kota Spanyol berhenti pakai kit uji Covid-19 dari China

Ibu kota Spanyol, Madrid, telah berhenti menggunakan kit uji Covid-19 pabrikan China setelah sebuah penelitian menunjukkan bahwa hasil tes dari kit tersebut tidak akurat.

Spanish Society of Infectious Diseases and Clinical Microbiology (SEIMC), salah satu lembaga penelitian terkemuka di Spanyol, mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan, alat usap hidung (nasal swab) yang dikembangkan oleh Shenzhen Bioeasy Biotechnology memiliki tingkat akurasi kurang dari 30%.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Pusat Koordinasi Darurat Kesehatan Spanyol Fernando Simon. Pada Kamis (26/3), Simon mengatakan, otoritas kesehatan telah memeriksa 9.000 tes dan menemukan bahwa hasilnya tidak konsisten. 

Surat kabar Spanyol, El Pais, melaporkan bahwa pemerintah pusat telah memesan 340.000 kit tes coronavirus jenis baru dari Bioeasy.

Manajer Bioeasy Zhu Hai menolak mengomentari laporan tersebut.

"Saya masih belum memahami situasinya. Saya sendiri belum mendapatkan laporan dari Spanyol mengenai hal ini," jelas dia.

El Pais mengatakan bahwa Bioeasy mengklaim kit tes mereka memiliki tingkat akurasi hingga 80%, tetapi itu tidak sejalan dengan temuan SEIMC.

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Spanyol mengonfirmasi kabar tersebut. Dia mengatakan bahwa lembaga kesehatan lainnya, Carlos III Health Institute, juga mendeteksi bahwa akurasi kit tersebut tidak sesuai dengan klaim Bioeasy.

Sponsored

Dia menambahkan, seluruh kiriman kit tes Covid-19 buatan Bioeasy ke Madrid sudah ditarik.

Menurut laporan sejumlah media Spanyol, kit tes milik Bioeasy membutuhkan sampel yang harus diambil dari nasofaring, area dekat pangkal tengkorak. Sampel kemudian diencerkan dan disimpan dalam tabung. Hasil tes dari metode berbasis antigen itu akan keluar dalam 10-15 menit.

Leo Poon Lit-man, pakar kesehatan dari University of Hong Kong, menilai bahwa klaim Bioeasy yang menyebut bahwa tes usap hidung mereka memiliki tingkat akurasi 80% sangat menyesatkan. Pasalnya, secara umum teknik tes tersebut diketahui tidak cukup akurat.

"Akan berbahaya jika jenis tes seperti itu digunakan dalam skala besar karena pasien yang kemungkinan positif Covid-19 bisa tidak terdeteksi," tutur Leo.

Pada Kamis, Kedutaan Besar China di Spanyol mengatakan bahwa kit tes milik Bioeasy belum mendapat persetujuan Administrasi Produk Medis Nasional China (NMPA) dan tidak termasuk dalam pasokan medis yang dikirim pemerintah Tiongkok ke Spanyol.

"Kementerian Perdagangan China memberikan daftar pemasok yang telah disetujui kepada Spanyol, Bioeasy tidak termasuk di dalamnya," jelas pernyataan kedutaan.

Pada Rabu (25/3), Spanyol mengumumkan bahwa mereka telah memesan peralatan medis senilai US$468 juta dari Tiongkok yang mencakup 550 juta masker, 5,5 kit tes Covid-19, dan 950 ventilator.

Lebih lanjut, Kedutaan China menekankan bahwa pesanan Spanyol belum dikirim dan kit tes coronavirus jenis baru yang akan dikirim bukan buatan Bioeasy.

Menurut situs resmi Bioeasy, perusahaan tersebut berfokus pada keamanan pangan dan tes medis. Mereka mulai mempromosikan kit uji Covid-19 sejak awal Maret.

Pada 19 Februari, surat kabar di Shenzhen, Baoan Daily, melaporkan bahwa Bioeasy telah mengembangkan kit uji coronavirus jenis baru yang dapat memperlihatkan hasil dalam waktu 15 menit.

Namun, kit yang disebutkan dalam berita tersebut menggunakan sampel darah, bukan dari tes usap hidung seperti yang disebut Spanyol.

Jumlah kasus positif di Spanyol pada Jumat (27/3) tercatat 57.786, di mana 4.365 orang di antaranya meninggal dan 7.015 sembuh.

Tidak hanya Spanyol, Ceko juga melaporkan masalah terkait kit tes buatan China. Pada Senin (23/3), seorang pejabat kesehatan di wilayah Moravia-Silesia mengklaim bahwa kit uji buatan Tiongkok cacat. Tidak disebutkan perusahaan mana yang memproduksi kit tersebut. (South China Morning Post dan Business Insider)

Berita Lainnya
×
tekid