sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IMF sebut ASEAN titik terang ekonomi global

Khusus ekonomi Indonesia, IMF menilai cukup bagus, bergairah dan inklusif.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 19 Nov 2019 16:06 WIB
IMF sebut ASEAN titik terang ekonomi global

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut ASEAN sebagai titik terang di tengah kondisi ekonomi global yang suram.

"Dia mengatakan ASEAN dilihat sebagai titik terang di tengah kondisi ekonomi dunia yang sedang suram saat ini," tutur Menlu Retno dalam 'Rapat Kerja Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional' di Menara Kadin, Jakarta, pada Selasa (19/11).

Pertemuan dengan Georgieva terjadi di sela-sela KTT ASEAN yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 31 Oktober-4 November.

Lebih lanjut, Georgieva menilai ekonomi Indonesia yang disebutnya cukup bagus, bergairah dan inklusif dalam menghadapi tantangan ekonomi dunia.

IMF, disampaikan Retno, mengakui bahwa dunia masih dipenuhi ketidakpastian yang setidaknya disebabkan oleh dua hal yakni ketegangan akibat perang dagang dan konflik geopolitik.

"IMF berharap keterbukaan ekonomi dan nilai-nilai multilateralisme tetap dipertahankan dalam berekonomi," kata dia.

Menlu Retno menjelaskan, laporan IMF menyatakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi di dunia. Tahun ini, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi dunia mencapai titik terendah sejak terjadinya krisis.

"Beberapa kali ramalan pertumbuhan ekonomi terus dikoreksi ke bawah, 6 bulan terakhir sudah terjadi beberapa koreksi. Pertumbuhan untuk 2019 diperkirakan 3,2%. Untungnya ramalan untuk 2020 diperkirakan akan terjadi rebound atau kenaikan 3,5%," ujar dia.

Sponsored

Georgieva mencatat bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi di hampir 90% negara di dunia. Melihat situasi dunia, IMF menyebut bahwa ekonomi global sedang dalam tahap yang rentan.

"Oleh karena itu, IMF menyatakan bahwa ekonomi global mengalami perlambatan yang sinkron," tambah Retno.

Menlu Retno lantas menyinggung situasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Dia mengatakan, tidak ada yang dapat memastikan kapan perselisihan akan berakhir.

"Karena ketika berbicara mengenai hubungan China-AS, situasinya tidak semata-mata mengenai ekonomi," ujarnya. "Terkadang tumpang tindih dengan hal-hal lain yang terkait dengan politik."

Selain perang dagang AS-China, menurut Retno, ketegangan antara Jepang dan Korea Selatan juga dapat berdampak buruk bagi ekonomi global.

"Padahal saat bicara soal China, Jepang dan Korea Selatan, kita bicara mengenai rantai pasokan regional yang dapat memengaruhi situasi ekonomi dan perdagangan di kawasan," imbuh Retno.

Berita Lainnya
×
tekid