sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

India berlakukan 70% pajak coronavirus untuk miras

India mencatat total 49.400 kasus Covid-19, di mana 1.693 di antaranya meninggal.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 06 Mei 2020 11:01 WIB
India berlakukan 70% pajak coronavirus untuk miras

Negara Bagian Delhi di India mengenakan pajak khusus sebesar 70% untuk pembelian minuman keras (miras) mulai Selasa (5/5). Hal itu dilakukan demi mencegah kumpulan orang dalam jumlah besar di toko-toko menyusul pelonggaran lockdown atau karantina wilayah yang diberlakukan untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Lockdown di India direncanakan berjalan hingga 17 Mei.

Pajak atas miras adalah kontributor utama pendapatan dari beberapa negara bagian dan wilayah federal India, yang sebagian besar kekurangan dana karena gangguan berkepanjangan dalam kegiatan ekonomi yang dipicu coronavirus jenis baru.

Polisi menyebutkan bahwa ratusan orang berbondong-bondong ke toko-toko yang menjual minuman keras saat mereka buka untuk pertama kalinya pada Senin (4/5).

Pemerintah Negara Bagian Delhi mengumumkan "bea khusus corona" dalam pemberitahuan publiknya pada Senin malam.

"Sangat disayangkan kekacauan terlihat di sejumlah toko di Delhi," ujar Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal.

"Jika kita mendapati pelanggaran jarak sosial dan norma-normal lain dari daerah mana pun, maka kita harus menutup daerah itu dan mencabut relaksasi di sana."

Di sejumlah negara bagian lain, seperti Andhra Pradesh, di mana orang-orang turut melanggar kebijakan social distancing dalam antrean untuk mendapat alkohol, harga juga dinaikkan.

Sponsored

Kenaikan harga alkohol terjadi saat India melaporkan 3.900 infeksi baru Covid-19 pada Selasa, kenaikan harian tertinggi, menjadikan total kasus 49.400. Dari jumlah itu, 1.693 di antaranya meninggal dan 14.142 pasien sudah dinyatakan sembuh.

Para pakar kesehatan menuturkan, kenaikan kasus harian menunjukkan bahwa India tetap berisiko meski lockdown diterapkan sejak akhir Maret, dengan semua transportasi umum dihentikan dan aktivitas ekonomi hampir membeku.

"Kurva belum menunjukkan tren penurunan. Itu memprihatinkan," ungkap direktur utama All-India Institute of Medical Sciences Randeep Guleria.

Rata-rata peningkatan harian kasus Covid-19 India adalah 6,1 selama sepekan terakhir, di belakang Rusia dan Brasil, tetapi lebih tinggi dari Inggris, Amerika Serikat, dan Italia.

Jumlah kasus terbanyak tercatat di Negara Bagian Maharashtra, Gujarat, dan Delhi. Pusat-pusat kota berpenduduk padat tersebut merupakan penggerak perekonomian India, didukung oleh pasukan pekerja migran.

Pejabat telah menekankan bahwa lockdown telah membantu mencegah lonjakan infeksi yang dapat membuat layanan medis kewalahan.

Sumber : Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid