sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

India perpanjang lockdown hingga 31 Mei

Lockdown di India, yang diberlakukan sejak 25 Maret, seharusnya berakhir pada Minggu.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 18 Mei 2020 13:16 WIB
India perpanjang lockdown hingga 31 Mei

Kementerian Dalam Negeri India pada Minggu (17/5) mengumumkan perpanjangan lockdown atau karantina wilayah hingga 31 Mei. Lockdown tersebut diterapkan untuk mengekang penyebaran Covid-19 di dalam negeri.

Lockdown di India, yang diberlakukan sejak 25 Maret, seharusnya berakhir pada Minggu.

Di bawah kebijakan lockdown, sekolah, mal, dan tempat-tempat publik lainnya sebagian besar tetap ditutup. Pertemuan skala besar pun dilarang.

Namun, daerah-daerah dengan jumlah kasus infeksi yang rendah akan diizinkan melonggarkan pembatasan sosial.

Tidak lama setelah pengumuman pemerintah dirilis, sejumlah negara bagian di India menyatakan akan secara bertahap melakukan relaksasi pembatasan dan memulai kembali aktivitas ekonomi. Salah satunya, Gujarat.

Ketua Menteri Gujarat Vijay Rupani menyebut bahwa seluruh industri dan kantor di negara bagian tersebut akan diizinkan kembali beroperasi.

Pembatasan sosial telah memicu krisis bagi ratusan juta penduduk India yang bergantung pada upah harian untuk bertahan hidup.

Karena sebagian besar transportasi umum masih ditangguhkan, banyak buruh migran dari daerah perkotaan terpaksa pulang ke desa asal mereka dengan berjalan kaki atau menumpang di belakang truk.

Sponsored

Di Kota Rajkot, Negara Bagian Gujarat, lebih dari 1.500 pekerja migran bentrok dengan polisi pada Minggu setelah dua kereta khusus yang seharusnya membawa mereka pulang dibatalkan.

"Dua atau tiga kereta mereka sebenarnya hanya ditunda keberangkatannya, tetapi para pekerja salah paham dan mengira bahwa kereta mereka dibatalkan," tutur Kepala Polisi Rajkot Balram Meena.

Sejauh ini, India mencatat 95.698 kasus positif Covid-19, termasuk 3.025 kematian dan 36.795 pasien yang dinyatakan sembuh.

Kasus infeksi di India kini telah melampaui China, yang mencatat 82.954 kasus, tempat di mana coronavirus jenis baru pertama kali terdeteksi pada akhir 2019. (Reuters dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid