sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

India temukan kapal hanyut berisi 81 pengungsi Rohingya

Kapal itu berangkat pada 11 Februari dari Bangladesh, tempat para Rohingya mengungsi akibat tindakan keras militer Myanmar pada 2017.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 27 Feb 2021 18:26 WIB
India temukan kapal hanyut berisi 81 pengungsi Rohingya

Penjaga pantai India telah menemukan 81 pengungsi Rohingya yang selamat dan delapan lainnya tewas di sebuah kapal yang terombang-ambing di Laut Andaman.

Kementerian Luar Negeri India pada Jumat (26/2) menyatakan, para penyintas tidak akan diizinkan untuk memasuki wilayah India.

Juru bicara Kemlu India Anurag Srivastava mengatakan, pihak penjaga pantai melakukan operasi penyelamatan pada Kamis (25/2) dan dilaporkan bahwa seorang pengungsi hilang.

Kapal itu berangkat pada 11 Februari dari Cox's Bazar di Bangladesh, di mana kamp-kamp pengungsi telah didirikan untuk lebih dari satu juta orang Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer di negara tetangga, Myanmar, pada 2017.

Setelah empat hari di laut, mesin kapal mati dan para pengungsi Rohingya kehabisan makanan dan air. Srivastava menuturkan, banyak dari mereka yang sakit dan menderita dehidrasi ekstrem saat diselamatkan.

Dua kapal penjaga pantai India dikirim untuk membantu para pengungsi, 23 di antaranya adalah anak-anak, dan pemerintah India sedang berdiskusi dengan Bangladesh untuk memastikan mereka kembali dengan selamat.

Pihak berwenang di Bangladesh mengaku, tidak mengetahui adanya kapal yang meninggalkan kamp.

Bangladesh telah mencegah sejumlah upaya pengungsi untuk berlayar ke laut dalam beberapa tahun terakhir, karena kekhawatiran akan perdagangan manusia dengan prospek kehidupan yang lebih baik di Malaysia atau Indonesia.

Sponsored

Badan pengungsi PBB (UNHCR) telah memberikan peringatan awal pekan ini atas kapal yang hilang.

"Kami mendapatkan informasi bahwa kru penyelundup meninggalkan kapal beberapa hari lalu. Tanpa awak yang memenuhi syarat, ada risiko tinggi yang membahayakan para pengungsi dan lebih banyak kematian," kata juru bicara UNHCR untuk Asia dan Pasifik Catherine Stubberfield pada awal pekan.

Sumber : Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid