sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia-Afrika bahas rencana kerja sama di bidang infrastruktur

Pada 20-21 Agustus di Bali akan diselenggarakan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID).

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 24 Jul 2019 18:58 WIB
Indonesia-Afrika bahas rencana kerja sama di bidang infrastruktur

Pada Rabu (24/7), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan sejumlah pengusaha dari Afrika untuk membahas rencana kerja sama dalam bidang infrastruktur.

Pertemuan bertajuk "Afternoon Tea: Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019" itu dilakukan dalam rangka persiapan menuju penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 yang akan berlangsung di Bali pada 20-21 Agustus.

"Kami mengharapkan akan ada kerja sama konkret yang baik. Dan pengusaha Afrika pun menyatakan ingin terus meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dengan Indonesia," tutur Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Retno, turut hadir perwakilan dari BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta Indonesia.

"Ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin bergerak maju dalam meningkatkan dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika," lanjutnya.

Dari segi peserta, Menlu Retno memperkirakan IAID 2019 akan menjaring 700 peserta baik dari pemerintahan maupun swasta yang berasal dari 53 negara Afrika.

Menlu Retno menyatakan, kerja sama dengan negara-negara Afrika ini sesuai dengan mandat Presiden RI Joko Widodo yang meminta Indonesia untuk menggarap pasar nontradisional.

"Selain itu, Presiden Jokowi juga ingin presensi Indonesia di Afrika semakin terlihat tidak hanya pada level diplomatik, tetapi juga di tingkat bisnis," tambah Menlu Retno.

Sponsored

Pada 2018, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan Indonesia Africa Forum (IAF) yang menghasilkan kesepakatan bisnis senilai US$586 juta.

Berbeda dengan tahun lalu, Menlu Retno menegaskan bahwa kali ini, Indonesia ingin fokus kerja sama di bidang infrastruktur dengan Afrika.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Luhut menuturkan bahwa Indonesia perlu lebih fokus menggarap pasar Afrika yang memiliki potensi sangat besar.

"Afrika itu pasar yang besar dan Indonesia perlu melirik pasar-pasar nontradisional untuk membuka peluang baru," jelas Luhut.

Luhut menambahkan, dia berharap IAID 2019 dapat terus berkembang agar Indonesia meningkatkan perannya dalam hubungan ekonomi kedua pihak.

Tiga pilar utama

Lebih lanjut, Menlu Retno memaparkan bahwa hubungan Indonesia-Afrika ditopang oleh tiga pilar utama. Pilar pertama merupakan kerja sama intens terkait perdagangan dan investasi Indonesia dengan Afrika.

"Indonesia mendapat mandat dari Presiden Jokowi untuk menggarap pasar nontradisional," lanjutnya. "Maka dari itu, kedua pihak perlu bertemu dan berdiskusi untuk membahas hambatan dan potensi-potensi hubungan perdagangan kedua negara."

Oleh sebabnya, Menlu Retno menyatakan bahwa sejak 2018, Indonesia secara intens melakukan pendekatan dengan cara berdialog dan bernegosiasi dengan negara-negara Afrika.

"Tujuan pendekatan Indonesia itu untuk menghapus hambatan-hambatan yang sebelumnya ada dan memperlancar hubungan ekonomi kedua belah pihak," kata dia.

Pilar kedua, jelas Menlu Retno, merupakan peningkatan presensi diplomatik di Afrika. Dia menjelaskan bahwa presensi diplomatik itu dapat dijadikan perangkat untuk mendongkrak kerja sama dengan negara-negara Afrika.

Bisnis menjadi pilar ketiga yang menopang hubungan Indonesia-Afrika. Maka itu, lanjut Retno, Indonesia membawa BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta dalam negeri melalui ajang-ajang seperti IAD 2018 atau IAIF 2019.

"Tiga pilar ini perlu diperkuat secara paralel dan maju bersamaan, maka tidak hanya hubungan politik, namun hubungan ekonomi Indonesia-Afrika akan semakin berkualitas," tutur Menlu Retno.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid