sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia dan Singapura teken kerja sama swap dan repo

Kerja sama ekonomi menjadi fokus Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong dalam pertemuan tahunan kedua negara di Bali.

Soraya Novika
Soraya Novika Jumat, 12 Okt 2018 11:01 WIB
Indonesia dan Singapura teken kerja sama swap dan repo

Dalam forum Indonesia-Singapore Leader's Retreat, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong berkomitmen untuk mempererat kerja sama ekonomi. 

"Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, kerja sama ekonomi menjadi fokus perhatian saya dan PM Lee dalam pertemuan tahunan," ujar Presiden Jokowi di Hotel The Laguna Resort & Spa Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali dalam pernyataan tertulis yang diterima Alinea.id pada Kamis (11/10).

Salah satu kerja sama yang disepakati keduanya adalah kerja sama 'swap and repo' antara Bank Indonesia dengan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS).

Kerja sama itu dimaksudkan untuk memperkuat pengelolaan likuiditas dan mendorong pengembangan pasar keuangan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan kedua negara.

"Saya menyambut baik kerja sama 'swap and repo' senilai US$10 miliar ini," imbuhnya.

Kedua negara juga menandatangani sejumlah perjanjian dan nota kesepahaman di antaranya Perjanjian tentang Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal; Program Kerja Sama dan Budaya untuk Tahun 2019-2021; dan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Teknologi Finansial.

"Seperti yang baru saja kita saksikan, dua dari tiga MoU yang ditandatangani tadi adalah upaya untuk mendorong kerja sama ekonomi dan keuangan," terangnya.

Menurut Presiden Jokowi, penandatanganan Perjanjian tentang Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal merupakan yang pertama ditandatangani Indonesia sejak revisi perjanjian investasi kedua negara pada 2014.

Sponsored

"Saya harapkan ini akan meningkatkan kepercayaan investor Singapura untuk terus berinvestasi di Indonesia. Persetujuan ini juga akan menjadi model dan referensi untuk perjanjian investasi ke depan," tuturnya.

Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Lee sepakat untuk terus mendorong kerja sama di bidang pengembangan ekonomi digital. Secara khusus, Presiden Jokowi juga mengapresiasi peluncuran Nongsa Digital Park di Batam awal tahun ini.

"Nongsa Digital Park di Batam yang diluncurkan awal tahun ini terus berkembang dan telah ada 56 perusahaan teknologi dan digital di sana," ungkapnya.

Tak terbatas sampai di situ, kedua pihak juga akan menindaklanjuti perkembangan Kendal Industrial Park yang telah diresmikan pada 2016. 

"Saya mengharapkan kerja sama serupa dapat dilakukan di kawasan ekonomi khusus lainnya di Indonesia," imbuhnya.

Di bidang pariwisata, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan konektivitasnya dengan pembukaan sejumlah jalur penerbangan dan destinasi kapal pesiar dari Singapura. Peningkatan konektivitas ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan turis mancanegara, utamanya ke 10 Bali Baru.

"Saya dan PM Lee menyambut baik pembukaan jalur penerbangan antara Singapura-Toba, Singapura-Belitung, dan penambahan destinasi kapal pesiar dari Singapura ke Surabaya, ke Bali Utara, ke Jakarta, ke Kuala Tanjung, dan ke Bintan," terangnya.

Selain itu, keduanya juga membahas kepentingan dan kerja sama dengan negara lainnya di tingkat regional terutama ASEAN. Menurut Presiden Jokowi, sebagai dua negara pendiri ASEAN, Indonesia dan Singapura memiliki tanggung jawab moral untuk terus memperkuat ASEAN.

"Kita harus memperkuat kontribusi ASEAN terhadap perdamaian, stabilitas, kesejahteraan kawasan dan dunia, termasuk dalam pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik," pungkasnya.

Sementara di akhir pertemuan, Presiden Jokowi tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan Singapura bagi keanggotaan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid