sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia minta ASEAN segera tunjuk utusan untuk Myanmar

Penunjukkan utusan melibatkan kedua belah pihak di Myanmar, baik junta maupun oposisi. Hal tersebut membuat kemajuan dalam prosesnya lambat.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 04 Jun 2021 12:39 WIB
Indonesia minta ASEAN segera tunjuk utusan untuk Myanmar

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mendesak ASEAN untuk segera menunjuk seorang utusan khusus untuk Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta militer yang sedang terjadi di negara tersebut.

Dilaporkan Associated Press pada Kamis (3/6), Menlu Retno mengulangi seruan untuk mengutamakan keselamatan warga sipil di tengah tindakan keras junta militer terhadap oposisi antikudeta.

Setelah mengadakan pembicaraan dengan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di Jakarta, Menlu Retno mengatakan, Indonesia terus berkomunikasi dengan Ketua ASEAN dan negara-negara anggota lainnya, menyusul tuntutan mereka untuk segera diakhirinya pembunuhan dan pembebasan tahanan politik di Myanmar.

Para pemimpin ASEAN bertemu pada April di Jakarta dengan pemimpin kudeta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Mereka juga sepakat dialog antar pihak di Myanmar harus segera dimulai, dengan bantuan utusan khusus dari ASEAN.

"Penunjukan utusan khusus harus segera diselesaikan," kata Menlu Retno. "Keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus terus menjadi prioritas."

Seorang diplomat Indonesia yang akrab dengan isu Myanmar mengatakan Brunei Darussalam, yang saat ini memegang kepemimpinan bergilir ASEAN, akan mengirim Menteri Luar Negeri Erywan Yusof untuk bertemu junta pada Sabtu (5/6).

Diplomat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, menjelaskan kunjungan tersebut bertujuan untuk meminta persetujuan Myanmar dari utusan ASEAN. 

ASEAN dinilai telah menahan diri untuk tidak ikut campur dalam urusan satu sama lain di tengah kritik bahwa perpecahan dan penyelarasannya dengan Amerika Serikat atau China melemahkan posisinya.

Sponsored

Diplomat itu menambahkan penunjukkan utusan melibatkan kedua belah pihak di Myanmar, baik junta maupun oposisi. Hal tersebut membuat kemajuan dalam prosesnya lambat.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar (AAPP), yang telah menyimpan penghitungan rinci penangkapan dan kematian sejak pengambilalihan militer pada 1 Februari, 818 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh personel keamanan sejak protes antikudeta dimulai.

Lebih dari 4.300 orang ditahan, termasuk 104 orang yang telah dijatuhi hukuman.

Dalam wawancara dengan Phoenix Television pekan lalu, Min Aung Hlaing mengklaim jumlah korban tewas telah dilebih-lebihkan dan sebenarnya hanya sekitar 300, serta 47 polisi juga tewas dan lebih dari 200 terluka selama demonstrasi sipil.

Sumber : Associated Press

Berita Lainnya
×
tekid