sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Intelijen Inggris disebut di balik penangkapan Johal di India

Johal ditangkap kepolisian India karena diduga terlibat pembunuhan dan menjadi anggota kelompok teroris.

Aditya Putera Pratama
Aditya Putera Pratama Selasa, 23 Agst 2022 12:05 WIB
Intelijen Inggris disebut di balik penangkapan Johal di India

Organisasi intelijen Inggris disebut memberi tahu pihak berwenang India tentang seorang warga negara Skotlandia asal Dumbarton, Jagtar Singh Johal, sebagai pendukung organisasi terlarang. Ini mendasari polisi Punjab menangkap dan menahannya pada 2017 lalu.

Tuduhan tersebut dilayangkan kelompok hak asasi manusia (HAM) Reprieve. Lembaga ini menyatakan, telah mencocokkan beberapa detail yang berkaitan dengan kasus Johal. Catatan tersebut didokumentasikan di dalam sebuah laporan pengawas badan-badan intelijen (IPCO).

"Dalam proses penyelidikan," tulis IPCO dalam laporannya, "MI5 memberikan intelijen kepada mitra penghubung melalui Secret Intelligence Service (MI6)."

"Subjek intelijen (Jagtar Johal, red) ditangkap oleh mitra penghubung di negara mereka (India, red). Johal kepada Pejabat Konsuler Inggris mengaku disiksa [saat ditahan]."

Johal ditangkap tanpa surat penangkapan. Dia pun langsung ditahan dan mengalami penyiksaan, seperti disetrum, saat diinterogasi.

Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, sempat menyuarakan kasus ini kepada PM India, Narendra Modi, pada April 2022. Hal serupa dilakukan PM Theresa May. Namun, India menyangkal menyiksa dan menganiaya Johal.

Di dalam laporannya, IPCO tidak mencantumkan nama Johal secara spesifik. Namun, investigator Reprieve bersikukuh laporan tersebut merujuk kasus Johal dengan dalih adanya kesesuaian fakta berdasarkan tanggal, lobi Boris Johnson, dan bukti pendukung yang ditulis media India.

Pada 2017, Hindustan Times melaporkan, Johal "ditarget" setelah "sebuah sumber di Inggris" memberikan "informasi samar" kepada kepolisian Punjab. Pihak berwenang India menuduh Johal terlibat pembunuhan, yang diklaim terkait nasionalisme Sikh, dan menyangkal melakukan kesalahan.

Sponsored

Johal adalah seorang narablog dan juru kampanye HAM Sikh sehingga menarik perhatian pihak berwenang India. Namun, saudara Johal, Gurpreet, kepada BBC mengaku, tidak mengetahui adanya aktivitas ilegal yang dilakukan Johal.

Johal saat ini ditahan di penjara Delhi. Setelah ditangkap, Johal diisolasi atau akses komunikasinya diputus, diinterogasi secara kejam selama berjam-jam, dan sempat ditolak didampingi pengacara atau mengakses pejabat konsuler Inggris.

Selain itu, Johal sempat dipaksa menandatangani lembaran kertas kosong yang kemudian digunakan untuk pengakuan palsu saat melawannya. Pada Mei lalu, Johal didakwa melakukan konspirasi pembunuhan dan menjadi anggota kelompok teroris, Pasukan Pembebasan Khalistani (KLF) sehingga terancam hukuman mati.

Di sisi lain, Johal mengajukan tuntutan terhadap Kantor Luar Negeri, Kantor Dalam Negeri, dan Jaksa Agung ke pengadilan tinggi, 12 Agustus. Ketiga institusi ini dilaporkan atas tuduhan badan intelijen Inggris secara tidak sah berbagi informasi dengan pihak berwenang India sehingga menyebabkan dirinya berisiko disiksa.

Lebih jauh, Reprieve berpendapat, kasus ini menunjukkan pemerintah Inggris gagal dalam memperbaiki kebijakan tentang penyiksaan dan hukuman mati. Pun dinilai tidak belajar dari kesalahan masa lalu, seperti penyiksaan pembangkang Libya, Abdulhakim Belhaj, yang berawal dari informasi MI6.

Terpisah, anggota parlemen Steve Baker berpendapat, kasus yang mendera Johal sangat mengerikan. Pangkalnya, berawal dari informasi intelijen dan berimbas terhadap penyiksaan tahanan. 

"Kasus yang mengerikan ini, di mana pembagian intelijen Inggris dikaitkan dengan penyiksaan brutal, menggambarkan dengan jelas mengapa RUU Keamanan Nasional perlu diperbaiki," ucapnya.

Sementara itu, Kantor Luar Negeri menjawab diplomatis tentang tuduhan Johal kepadanya. "Tidak pantas untuk mengomentari kasus hukum yang sedang berlangsung." (BBC)

Berita Lainnya
×
tekid