sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Investasi China di Israel picu kekhawatiran AS

Kekhawatiran AS terutama berkisar di Huawei dan ZTE, serta investasi China di pelabuhan Haifa.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 28 Jan 2019 20:50 WIB
Investasi China di Israel picu kekhawatiran AS

China mengecam Amerika Serikat karena memperingatkan Israel atas invasi oleh raksasa teknologi Huawei Technologies Co. dan ZTE Corp. Beijing menganggap tindakan Washington konyol.

"AS telah menyalahgunakan gagasan 'keamanan nasional', memfitnah dan memukul kegiatan komersial normal perusahaan-perusahaan China," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Xhina Hua Chunying dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (21/1). "AS telah mengabaikan fakta dan menjadi sangat gugup, salah mengira setiap semak dan pohon adalah musuh dan bayangan busur di cangkir sebagai ular."

Dia menambahkan, "Bahkan sekutu-sekutunya merasa itu tindakan yang konyol."

AS telah menyatakan kekhawatiran atas investasi asing di Israel, khususnya yang datang dari China.

Kekhawatiran AS terutama berkisar di Huawei dan ZTE, serta investasi China di pelabuhan Haifa.

Seorang pejabat AS mengakui kepada Reuters, bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton telah menyampaikan kekhawatiran kepada PM Benjamin Netanyahu tentang penggunaan peralatan telekomunikasi China di sektor-sektor sensitif Israel.

Pejabat AS tersebut menyatakan bahwa dalam kunjungan Bolton ke Israel, dia mengungkapkan kekhawatiran AS atas keterlibatan China dalam sektor-sektor tertentu di Israel dapat memungkinkan pencurian kekayaan intelektual dan pengumpulan data intelijen.

"Kita semua prihatin dengan pencurian kekayaan intelektual China dan perusahaan telekomunikasi yang digunakan oleh China untuk tujuan pengumpulan data intelijen," sebut pejabat itu, seraya mencatat bahwa AS tidak menginginkan adanya hambatan untuk berbagai informasi sensitif dengan Israel.

Sponsored

Pejabat itu juga membuat referensi khusus atas teknologi dan investasi China di pelabuhan Haifa, isu yang turut dibahas Bolton dan Netanyahu. 

Pada 2015, Shanghai International Port Group memenangkan tender untuk membangun dan mengoperasikan pelabuhan baru di Haifa, tempat bersandar utama bagi Armada Keenam Angkatan Laut AS, selama 25 tahun mulai 2021.

Laporan itu datang ketika kepala Shin Bet Nadav Argaman dilaporkan memperingatkan soal investasi besar-besaran China di Israel dan sejumlah negara yang berencana untuk ikut campur dalam pemilu Israel yang akan datang.

Menurut laporan Channel 10, lewat sebuah kuliah tertutup di Tel Aviv University, Argaman memaparkan bahwa pengaruh China di Israel sangat berbahaya dalam segala hal yang berkaitan dengan infrastruktur strategis dan investasi di perusahaan-perusahaan besar.

Argaman merujuk pada fakta bahwa perusahan China membangun pelabuhan di Haifa dan LRT di Tel Aviv, serta upaya perusahaan China untuk mengakuisisi perusahaan asuransi Phoenix dan Clal.

Dia mengatakan bahwa, menurut pendapatnya, diperlukan UU untuk mengawasi investasi China di Israel. "Hukum Israel tertinggal dari segi kebutuhan keamanan dalam hal pengawasan investasi oleh negara-negara asing, dan ini mungkin berbahaya."

Dikabarkan, kekhawatiran kepala Shin Bent menjadi alasan utama pembatalan akuisisi Phoenix oleh perusahaan China.

Isu terkait kekhawatiran AS ini mengemuka di tengah perang dagang antara Washington dan Beijing yang belum pernah terjadi sebelumnya dan masih berlangsung saat ini.

Mendalamnya perseteruan China dan AS

Secara terpisah, permintaan AS atas penangkapan Direktur Keuangan Global Huawei Meng Wanzhou di Vancouver, Kanada, telah memicu perseteruan diplomatik yang meningkat antara China dan Kanada serta AS.

AS menuduh Meng Wanzhou melanggar sanksi atas Iran.

Pascapenangkapan Meng Wanzhou, China menangkap dua warga Kanada atas dugaan ancaman keamanan nasional dan mengeksekuti mati seorang lainnya karena menyelundupkan narkoba.

China berulang kali menyindir PM Justin Trudeau.

"Jika para pemimpin Kanada bertanggung jawab atas rakyatnya dan hubungan negara itu dengan China, mereka harus berhenti terlibat dalam diplomasi megafon. Dan memeriksa apa inti persoalannya dan mengambil tindakan nyata untuk mencari solusi rasional bersama dengan China," papar Hua Chunying. (Bloomberg dan Israel National News)

Berita Lainnya
×
tekid