sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Iran menentang rencana pengerahan pasukan Barat di Teluk

Pascatankernya disita Iran, Inggris mengusulkan pengerahan pasukan ke Teluk. Proposal ini didukung Italia, Denmark, Belanda dan Prancis.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 24 Jul 2019 13:14 WIB
Iran menentang rencana pengerahan pasukan Barat di Teluk

Para pejabat senior Iran memperingatkan, negaranya menolak rencana Inggris untuk mengerahkan pasukan angkatan laut yang dipimpin Eropa demi melindungi jalur vital pengiriman minyak dunia.

Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri menekankan bahwa koalisi internasional manapun yang datang untuk melindungi Teluk hanya akan memicu rasa tidak aman.

"Tidak perlu membentuk koalisi karena koalisi macam ini dan kehadiran orang asing di kawasan itu sendiri menciptakan rasa tidak aman. Selain meningkatkan rasa tidak aman, itu tidak akan mencapai hal lain," kata Jahangiri.

Respons Iran muncul setelah Italia, Denmark, Belanda dan Prancis menyatakan dukungan terhadap proposal Inggris setelah Iran menyita sebuah tanker berbendera Inggris, Stena Impero, di Selat Hormuz.

Menurut Iran, Stena Impero gagal menghormati aturan maritim internasional.

Hubungan Iran dan Inggris tegang setelah pemerintah Inggris menyita sebuah tanker Iran pada awal bulan ini di lepas pantai Gibraltar. Tanker itu dicurigai mengirim minyak ke Suriah, langkah yang melanggar sanksi Uni Eropa.

Iran menuduh Inggris bertindak atas perintah Amerika Serikat. Mereka menuntut pembebasan tanker tersebut.

Pada Selasa (23/7), di tengah kebuntuan diplomatik antara kedua negara, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengucapkan selamat kepada Boris Johnson yang terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris baru menggantikan Theresa May.

Sponsored

"Iran tidak mencari-cari konfrontasi. Tapi kami pemilik dari 1.500 mil dari garis pantai Teluk Persia & kami akan melindunginya," twit Zarif.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi pada Selasa pula meyakinkan bahwa Teheran akan mengamankan Selat Hormuz. Iran, ditegaskannya, tidak mengizinkan setiap gangguan di jalur vital tersebut. 

Arab Saudi, saingan regional Iran, telah lama menginginkan kehadiran militer Barat di kawasan tersebut.

Pekan lalu, AS dilaporkan telah mengerahkan personel militernya ke Arab Saudi untuk melawan apa yang mereka klaim sebagai ancaman Iran. Washington juga mengirim kapal perang dan bateral rudal Patriot ke Timur Tengah.

Saling sita kapal ini menandai eskalasi ketegangan terbaru antara Iran dengan Barat, yang dimulai ketika sanksi yang lebih ketat diberlakukan AS pada awal Mei.

Sementara Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menyebut penyitaan Stena Impero tindakan pembajakan negara, Menlu Zarif membantah langkah itu sebagai aksi balas dendam.

Sumber : Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid