sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Israel lancarkan serangan udara ke Jalur Gaza

Israel mengklaim serangan udara ini merupakan balasan atas tembakan dua roket dari Jalur Gaza.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 15 Mar 2019 09:09 WIB
Israel lancarkan serangan udara ke Jalur Gaza

Pesawat militer Israel mengebom fasilitas Hamas di Jalur Gaza pada Jumat (15/3). Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah dua roket yang menargetkan Tel Aviv diluncurkan dari Gaza.

Tidak ada laporan adanya korban dalam serangan udara yang menghantam enam bangunan di Gaza. Warga dilaporkan telah dievakuasi sebagai tindakan pencegahan. 

Militer Israel menjelaskan pihaknya menargetkan apa yang mereka klaim sebagai situs-situs teror di Gaza. Mereka mengaku terdapat pertanda kemungkinan eskalasi lebih lanjut menyusul sirene roket yang berbunyi di komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza.

Pada Kamis (14/3) malam, sirene melolong di Tel Aviv yang disebut Israel dipicu oleh dua roket jarak jauh yang diluncurkan dari Gaza.

Klaim serangan roket ini memang tidak memicu korban atau kerusakan tetapi dinilai mengusik Israel jelang pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada 9 April, di mana PM Benjamin Netanyahu mengejar masa jabatan kelimanya. Dan isu keamanan nasional diharapkan menjadi tumpuan kemenangannya.

Ledakan sendiri dilaporkan terdengar di Tel Aviv dan saksi mata mengatakan pencegat rudal Iron Dome berfungsi. Namun, pihak militer mengklaim tidak ada roket yang ditembak jatuh.

Itu merupakan serangan pertama yang menargetkan Tel Aviv sejak perang 2014 antara Hamas dan Israel. Ada sejumlah ronde pertempuran yang lebih kecil sejak saat itu, yang dikendalikan lewat mediasi Mesir dan PBB.

"Pada dasarnya ini mengejutkan," ungkap juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Ronen Manelis kepada Radio Israel pada Kamis.

Sponsored

Manelis menerangkan bahwa Israel belum tahu siapa yang mendalangi serangan. Namun, juru bicara militer Israel lainnya pada Jumat menunjuk Hamas.

"Hamas melancarkan serangan roket yang menargetkan Tel Aviv kemarin malam," kata Letnan Kolonel Avichay Adraee.

Hamas membantah terlibat. Mereka mengatakan bahwa peluncuran itu terjadi ketika para pemimpin mereka bertemu dengan delegasi Mesir untuk membahas upaya mengamankan gencatan senjata jangka panjang dengan Israel.

Jihad Islam dan Komite Perlawanan Rakyat, dua faksi bersenjata kecil di Gaza, juga membantah bertanggung jawab atas serangan roket yang diklaim Israel.

Analis Israel berspekulasi bahwa gerilyawan Palestina yang menentang kesepakatan antara Hamas dan Israel adalah pelaku serangan tersebut.

Serangan terbaru pada Kamis dan Jumat menegaskan dukungan AS terhadap Israel.

"Hamas dan organisasi teror lainnya di Gaza terus mengecewakan rakyat mereka hari demi hari dan membawa Gaza semakin jauh terpuruk dengan terus menerus memilih kekerasan," twit Jason Greenblat, utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah. "Metode ini tidak akan pernah berhasil. Tidak akan pernah!."

Naftali Bennett, rival Netanyahu dalam pemilu mendatang, menuntut pembunuhan para pemimpin Hamas.

"Waktunya telah tiba untuk mengalahkan Hamas sekali dan untuk semua," katanya kemarin.

PM Netanyahu juga menghadapi tekanan dari oposisi kiri tengah, yang kandidat utamanya, mantan Jenderal Benny Gantz, mengatakan, "Hanya tindakan agresif dan keras yang akan mengembalikan pencegahan yang telah terkikis di bawah pengawasan PM."

Ketegangan telah tinggi selama setahun terakhir di sepanjang perbatasan Israel-Gaza sejak Palestina memulai protes keras di dekat pagar perbatasan Israel pada akhir Maret tahun lalu, menuntut diakhirinya blokade Israel yang melumpuhkan Gaza dan hak untuk kembali ke kampung halaman mereka yang dicaplok Israel sejak pendirian negara itu pada 1948. Aksi tersebut kerap mendapat respons mematikan dari militer Israel.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid