sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Israel mengharapkan pengakuan AS atas Dataran Tinggi Golan

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian secara sepihak mencaplok wilayah tersebut.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 23 Agst 2018 19:09 WIB
Israel mengharapkan pengakuan AS atas Dataran Tinggi Golan

Israel masih menyimpan harapan agar Amerika Serikat (AS) mengakui klaim mereka atas kedaulatan Dataran Tinggi Golan. Hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah seorang pejabat tinggi AS mengatakan isu ini tidak dipertimbangkan oleh Washington.

Israel merebut wilayah Golan dari Suriah dalam perang 1967 dan mencaploknya, dalam sebuah langkah yang tidak didukung secara internasional. Pada Mei lalu, seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa pengakuan AS akan datang dalam beberapa bulan ke depan.

Namun selama lawatannya ke Israel pekan ini, penasihat keamanan nasional AS John Bolton menegaskan, "tidak ada diskusi tentang isu tersebut, tidak ada keputusan dari pemerintah AS".

Diminta untuk merespons pernyataan Bolton, Netanyahu mengatakan, "Apakah saya akan menyerah pada hal semacam itu? Tidak mungkin".

Bolton mengatakan bahwa AS melihat Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah yang dicaplok Israel, "tidak ada perubahan dalam posisi AS untuk saat ini".

Pada Mei lalu, Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz mengatakan bahwa AS akan segera mengakui kedaulatan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Menurutnya, ini merupakan agenda tertinggi dalam pembicaraan Tel Aviv dan Washington.

Pengakuan atas Dataran Tinggi Golan oleh AS, menurut Katz akan meningkatkan upaya Negeri Paman Sam untuk menghadapi Iran.

"Tanggapan paling menyakitkan yang bisa Anda berikan kepada orang-orang Iran adalah mengakui Golan sebagai kedaulatan Israel melalui pernyataan AS, sebuah proklamasi oleh presiden (Trump)," kata Katz.

Sponsored

Mendukung penegasan kedaulatan Israel terhadap Dataran Tinggi Golan dinilai akan memicu dampak yang luas, meresahkan kawasan, dan menimbulkan lebih banyak kritik terhadap kontrol Israel atas wilayah-wilayah yang mereka rebut dalam konflik-konflik di masa lalu.

Namun, pemerintahan Trump terbukti bersedia menentang dunia. Pada awal Desember 2017, Trump resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan tersebut ditindaklanjuti dengan pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem.

Peresmian Kedubes AS di Yerusalem pun telah dilakukan pada 14 Mei 2018, bertepatan dengan hari lahir Israel ke-70.

Kebijakan pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem menuai pujian di dalam negeri Israel, namun memicu reaksi keras global. Palestina menegaskan, AS telah kehilangan peran kredibelnya sebagai mediator dalam proses perdamaian.

 


Sumber: Reuters dan Independent

Berita Lainnya
×
tekid