sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang persidangan, eks bos Nissan "kabur" ke Lebanon

Ghosn mengatakan, dia tidak ingin menjadi sandera dari sistem peradilan Jepang yang penuh kecurangan.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 31 Des 2019 15:15 WIB
Jelang persidangan, eks bos Nissan

Eks CEO Nissan Carlos Ghosn yang sedang menunggu persidangan atas tuduhan pelanggaran keuangan, meninggalkan Jepang dan bertolak ke Lebanon.

Dalam pernyataannya pada Selasa (31/12), Ghosn mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi sandera dari sistem peradilan Jepang yang penuh kecurangan.

"Saya tidak melarikan diri dari keadilan, justru saya lolos dari ketidakadilan dan penganiayaan politik," tutur dia.

Ghosn menambahkan, setelah pergi dari Jepang, dia akhirnya dapat berkomunikasi secara bebas dengan media.

Belum jelas apakah Ghosn, yang statusnya bebas dengan jaminan dan dilarang meninggalkan Jepang, melarikan diri dari negara itu atau mendapat jaminan baru yang memungkinkannya untuk pergi.

Baik pengacara Ghosn maupun juru bicara Kantor Kejaksaan Tokyo tidak berkomentar mengenai persoalan tersebut.

Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan bahwa Ghosn yakin dia tidak akan menerima pengadilan yang adil dan berimbang di Jepang. Mengutip seorang rekannya, WSJ menyebut, Ghosn lelah menjadi sandera politik di negara itu.

Ghosn merupakan sosok yang menyelamatkan Nissan dari jurang kebangkrutan dua dekade lalu dan mendalangi aliansi yang sukses dengan Renault.

Sponsored

Berstatus bebas dengan jaminan, pengadilan di Tokyo mengharuskan Ghosn menyerahkan paspornya dan menjadi tahanan rumah selagi menunggu persidangan yang rencananya akan dimulai pada April 2020.

Dia dilarang berjumpa dengan istrinya yang berdarah Lebanon, Carole Nahas, tanpa izin khusus. Pria berusia 65 tahun itu juga mendapat akses internet yang terbatas.

Surat kabar Lebanon, Al Joumhouria, melaporkan bahwa Ghosn tiba di Beirut dengan pesawat pribadi. Dia diperkirakan akan menggelar konferensi pers dalam beberapa hari mendatang.

Lembaga penyiaran publik Jepang, NHK, mengutip pejabat pertahanan dan Jaksa Penuntut Tokyo yang mengaku tidak mengetahui bahwa Ghosn telah meninggalkan negara itu.

Ghosn ditangkap tidak lama setelah mendarat di Jepang pada November 2018. Dia menghadapi empat tuduhan, termasuk pemalsuan laporan gaji dan penggunaan uang perusahaan untuk tujuan pribadi. Dia secara konsisten membantah segala tudingan tersebut.

Dia telah menghabiskan lebih dari 120 hari dalam tahanan sebelum dibebaskan dengan jaminan pada akhir April.

Pria kelahiran Brasil itu menyebut dirinya sebagai korban kudeta di perusahaannya sendiri. Ghosn menuduh mantan rekannya menargetkan dia dalam upaya menggagalkan aliansi antara Nissan dan Renault. (The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid