sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jepang dan Korea Selatan berselisih, bagaimana sikap AS?

Jepang dan Korea Selatan sama-sama merupakan sekutu utama Amerika Serikat di Asia. AS mendorong terjadi dialog antar kedyanya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 17 Jul 2019 18:33 WIB
Jepang dan Korea Selatan berselisih, bagaimana sikap AS?

Amerika Serikat akan melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu meredakan sengketa politik dan ekonomi yang memburuk di antara dua sekutu utamanya di Asia, Korea Selatan dan Jepang. Seoul telah memperingatkan bahwa perselisihan ini akan memiliki dampak global.

AS dinilai ragu-ragu untuk secara terbuka membantu menyelesaikan perselisihan. Namun, isu yang mengancam pasokan chip memori dan ponsel pintar tersebut telah membayangi kunjungan David Stilwell, diplomat senior AS untuk kebijakan Asia Timur. 

Di Seoul, Stilwell mengatakan bahwa dia menanggapi situasi ini dengan serius tetapi tidak menguraikan langkah-langkah apa yang mungkin akan diambil oleh AS. Menurut Stilwell, pada dasarnya penyelesaian perselisihan bergantung pada Korea Selatan dan Jepang. 

"Kami berharap resolusi akan segera terjadi," kata Stilwell. "AS, sebagai teman dekat dan sekutu bagi keduanya, akan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk mendukung upaya mereka untuk menyelesaikannya."

Pekan lalu, Stilwell mengatakan kepada penyiar NHK Jepang bahwa AS tidak akan campur tanngan dalam perselisihan. Sebaliknya, Washington akan mendorong terjadinya dialog antara Seoul dan Tokyo.

Eskalasi, khususnya menyangkut kasus kompensasi warga Korea Selatan yang dipaksa bekerja untuk Jepang selama Perang Dunia II, mengalami perubahan tajam yang memburuk pada bulan ini, ketika Jepang membatasi ekspor bahan-bahan berteknologi tinggi ke Korea Selatan.

Jepang telah membantah bahwa perselisihan tentang kompensasi berada di belakang pembatasan ekspor. Tokyo mengklaim terdapat manajemen yang tidak memadai atas barang-barang sensitif yang diekspor ke Korea Selatan. 

Sementara itu, media Jepang melaporkan sejumlah barang berakhir di Korea Utara. Korea Selatan membantah tuduhan tersebut.

Sponsored

Sumber di pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa pembatasan ekspor dapat merugikan perusahaan teknologi global, termasuk operasional raksasa teknologi Samsung di Austin, Texas.

"Ini akan berdampak buruk bagi perusahaan-perusahaan mulai dari Apple, Amazon, Dell, Sony dan miliaran konsumen di seluruh dunia," ungkap sumber yang berbicara dengan syarat anonimitas itu.

Ketika ditanya apakah pemerintah Korea Selatan mempertimbangkan tindakan balasan, sumber yang sama menuturkan bahwa Seoul lebih suka menyelesaikan perselisihan secara diplomatik.

Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki telah mengulang seruannya kepada Jepang untuk mencabut pembatasan. Dia juga menyatakan bahwa Korea Selatan akan segera mengungkap rencana untuk membuat rantai pasokannya lebih mandiri.

"Pemerintah tengah mengerjakan rencana komprehensif untuk mengurangi ketergantungan pada material, komponen dan peralatan Jepang," ungkap Hong Nam-ki. 

Dihantui masa lalu 

Deputi Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Yasutoshi Nishimura mendesak Korea Selatan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan isu kerja paksa. Kasus ini dihidupkan kembali oleh putusan pengadilan Korea Selatan pada akhir tahun lalu yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk membayar kompensasi.

"Tidak ada perubahan pada sikap kami bahwa kami sangat mendesak Korea Selatan untuk mengambil langkah yang sesuai dan waktu yang tepat untuk mematuhi hukum internasional dan menerima arbiter selaras dengan perjanjian," kata Nishimura.

Jepang yakin persoalan kompensasi atas perilakunya semasa perang telah diselesaikan di bawah perjanjian 1965.

Nishimura menegaskan bahwa Jepang akan merespons dengan tegas jika aset perusahaan-perusahaannya dijual untuk memberi kompensasi. Dia melanjutkan, pihaknya tengah mempertimbangkan opsi untuk melindungi kegiatan ekonomi yang sah dari perusahaan-perusahaan Jepang.

Perselisihan ini juga merembes ke kebijakan Korea Utara, item agenda utama Stilwell, yang tiba di Seoul pada Selasa (16/7).

Pemerintah Jepang sendiri telah menjauh dari laporan media lokal soal kabar Korea Selatan melanggar sanksi internasional dengan mengekspor barang-barang terlarang ke Korea Utara. Tokyo menegaskan pihaknya tidak menuding hal semacam itu.

Hubungan antar tetangga telah lama terganggu oleh ingatan akan penjajahan Jepang pada 1910-1945 di Semenanjung Korea.

Sumber : Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid