sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jepang eksekusi mati pemimpin sekte hari kiamat

Sekte hari kiamat ini pernah melancarkan serangan gas sarin mematikan pada tahun 1995.

Dika Hendra
Dika Hendra Jumat, 06 Jul 2018 12:06 WIB
Jepang eksekusi mati pemimpin sekte hari kiamat

Pemimpin sekte hari kiamat Jepang Aum Shinrikyo, Shoko Asahara yang melakukan serangan gas sarin di stasiun kereta bawah tanah pada 1995, dieksekusi mati.

Serangan gas sarin menjadi teror terburuk dan paling mematikan di Jepang yang menewaskan 13 orang dan melukai ribuan warga lainnya. Sedangkan 12 anggota Aum Shinrikyo lainnya tengah menunggu perintah eksekusi.

Eksekusi mati Shoko berulang kali ditunda hingga semua dakwaan selesai. Bulan Januari lalu, semua proses banding yang dilakukan Shoko sudah selesai. Namun, Kementerian Kehakiman Jepang belum mengonfirmasi laporan eksekusi tersebut.

“Shoko Asahara sebagai dalang serangan gas mematikan pada 1995 dieksekusi pada Jumat (6/7),” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Surga, dilansir Japan Times.

Berdasarkan sumber pejabat pemerintah lainnya, enam anggota Aum Shinrikyo yakni Tomomasa Nakagawa (55), Kiyohide Hayakawa (68), Yoshihiro Inoue (48), Masami Tsuchiya (53), Seiichi Endo (58) dan Tomomitsu Niimi (54),  juga dieksekusi mati.

Shoko yang bernama asli Matsumoto, dinyatakan bersalah atas peranannya terhadap 13 kejahatan. 

Hukuman gantung itu akan mengakhiri babak kejahatan yang dilakukan Aum Shinrikyo. Banyak kritik menyatakan kalau Shoko belum pernah menjelaskan motivasi sebenarnya tentang kejahatan yang dilakukannya.

Dalam 10 tahun terakhir, Shoko menolak bertemu dengan banyak pihak, termasuk anggota keluarga. Selama persidangan dan wawancara dengan pengacaranya, Shoko lebih banyak diam.

Sponsored

Ketika mengutarakan kata-kata, tak ada orang yang memahaminya. Tapi, dokter jiwa menyatakan kesulitan komunikasi itu tak menjadikan Shoko serta merta tidak bisa menjalani sidang. Ia tetap dinyatakan sehat secara mental.

Melansir BBC pada Jumat (6/7), di Negeri Sakura itu, eksekusi hukuman mati tidak boleh dilakukan hingga vonis akhir atas semua tersangka dan aliansinya selesai. Selain itu, tidak ada proses banding yang ditunggu untuk semua tersangka yang diadili.

Proses peradilan terhadap seluruh anggota sekte itu berakhir pada Januari tahun ini setelah Mahkamah Agung Jepang memperkuat vonis hukuman seumur hidup atas salah seorang anggotanya.

Jepang telah menghentikan moratorium hukuman mati pada 2010 lalu, sebanyak delapan terpidana telah dieksekusi mati. Umumnya, vonis hukuman mati hanya dijatuhkan terhadap kasus pembunuhan yang ekstrem. Hukuman mati itu dilakukan dengan cara digantung.

Sebelumnya pada 20 Maret 1995, beberapa anggota sekte Aum Shinrikyo, melancarkan serangan gas sarin di kereta bawah tanah di Tokyo. Gas sarin itu diletakkan di dalam tas.

Para anggota Aum Shinrikyo itu mencoblos tas yang berisi gas. Hanya selang beberapa detik, banyak korban berjatuhan. Banyak juga korban yang mengalami luka hingga kebutaan dan lumpuh.

Bukan hanya sekali. Anggota sekte itu kemudian mencoba melancarkan serangan gas hidrogen sianida di beberapa stasiun kereta bawah tanah, tapi gagal. Serangan itu mengejutkan warga Jepang yang bangga dengan rendahnya kriminalitas dan tatanan sosial yang solid.

Sekte Aum Shinrikyo berarti Kebenaran Agung berdiri pada 1980-an. Itu merupakan kelompok spiritual yang memadukan ajaran Hindu dan Buddha serta hari kiamat yang diajarkan pada agama Kristen. Anehnya, pendiri dan pemimpin ajaran itu Shoko Asahara menyebut dirinya sebagai Kristus dan 'pencerahan' sejak Buddha.

Hingga kini, sekte Aum Shinrikyo masih memiliki banyak pengikut di Jepang dan beberapa belahan dunia lain. Di Rusia, kepolisian menangkap sejumlah pengikut sekte itu di Moskow dan St Petersburg pada 2016 lalu.

Berita Lainnya
×
tekid