sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jerman laporkan 22 kasus baru infeksi coronavirus

Angka kematian global akibat coronavirus jenis baru mencapai lebih dari 2.800, dengan 2.788 di antaranya terjadi di China daratan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 28 Feb 2020 10:48 WIB
Jerman laporkan 22 kasus baru infeksi coronavirus

Enam negara bagian di wilayah barat Jerman melaporkan 22 kasus penularan coronavirus jenis baru pada Kamis (27/2). Secara total, Jerman telah mencatat 48 kasus infeksi.

Lonjakan kasus penularan ini terjadi sehari setelah Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa negara itu mulai menghadapi epidemi coronavirus jenis baru setelah jejak-jejak infeksi terbaru tidak memiliki kaitan dengan sumber wabah, China.

Di North Rhine-Westphalia, negara bagian terpadat di Jerman, 14 orang dinyatakan positif coronavirus jenis baru pada Kamis. Kementerian Kesehatan Jerman menyatakan bahwa orang-orang yang terjangkit virus itu telah diisolasi di rumah masing-masing.

Sementara itu di Hamburg, otoritas kesehatan mengatakan bahwa seorang pria tertular coronavirus jenis setelah kembali dari Italia.

"Saat ini, kondisinya stabil dan sedang diisolasi di kediamannya sendiri," jelas seorang pejabat kesehatan.

Di Hesse, rumah bagi pusat keuangan Jerman, Frankfurt, pihak berwenang menyatakan bahwa seseorang telah dinyatakan positif coronavirus jenis baru. Sedangkan di wilayah selatan, Negara Bagian Baden-Wuerttemberg melaporkan empat kasus baru.

Kemenkes Jerman menyebut bahwa di Negara Bagian Bavaria, seorang pria telah tertular coronavirus setelah bertemu dengan seorang warga Italia.

Negara Bagian Rhineland-Palatinate juga mengatakan pada Kamis bahwa seorang pria di Kota Kaiserslautern positif coronavirus jenis baru. 

Sponsored

"Kondisi pasien baik-baik saja sejauh ini. Dia sedang diisolasi," jelas pejabat dari otoritas Rhineland-Palatinate.

Di Swiss, kasus positif coronavirus jenis baru naik jadi sembilan. Otoritas Kota Basel dilaporkan mengarantina sejumlah anak selama dua pekan setelah salah satu pengasuh mereka dinyatakan positif coronavirus.

Pihak berwenang setempat mengungkapkan bahwa pengasuh itu kembali bekerja di fasilitas penitipan anak setelah pulang dari Milan, Italia.

"Kondisi wanita muda yang tinggal di Basil baik-baik saja sejauh ini," tutur Kementerian Kesehatan Swiss dalam pernyataannya. "Sebagai pengasuh anak di tempat penitipan anak di Riehen, dia memiliki kontak dengan sejumlah anak. Kemenkes kini melakukan pemeriksaan ekstensif di area kerja maupun lingkup kehidupan pribadi pasien."

Pihak berwenang menjelaskan, fasilitas penitipan anak di Kota Riehen umumnya merawat sekitar 100 anak. Namun, karena masa liburan, hanya segelintir anak-anak yang dititipkan di fasilitas tersebut.

Seorang pria yang bepergian dengan pengasuh tersebut telah dinyatakan positif coronavirus jenis baru pada Kamis. 

Di Distrik Vaud, seorang pekerja lintas batas berusia 49 tahun yang tinggal di Prancis telah diisolasi setelah terjangkit coronavirus jenis baru. 

Di Kota Zurich, seorang wanita berusia sekitar 30 tahun dinyatakan positif coronavirus jenis baru, sementara di wilayah Aargau, pria berusia 26 tahun dirawat di bangsal isolasi setelah terjangkit virus tersebut. Secara terpisah, kedua pasien dilaporkan telah melakukan perjalanan ke Italia utara sekitar sepekan lalu.

Italia, yang dianggap sebagai pusat penyebaran coronavirus jenis baru di Eropa, sejauh ini mencatat 655 kasus infeksi dan 17 kematian. Sebagian besar kasus penularan tercatat di wilayah utara, Lombardy.

Sekolah di Jepang diminta tutup

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Kamis meminta seluruh sekolah di negara itu, dari sekolah dasar hingga sekolah menegah atas, untuk ditutup mulai Senin (2/3) hingga liburan musim semi akhir Maret. Langkah ini bertujuan untuk mengatasi penyebaran wabah coronavirus jenis baru.

"Kami memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak-anak di atas segalanya. Pemerintah meminta semua sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di seluruh negeri untuk sementara tutup dari 2 Maret hingga liburan musim semi," ujar PM Abe.

Sebelumnya, seorang wanita di Osaka yang bekerja sebagai pemandu bus wisata kembali terjangkit coronavirus jenis baru setelah dinyatakan pulih pada awal Februari. Sejumlah pihak menilai bahwa kasus tersebut menggambarkan banyaknya hal yang belum diketahui tentang virus itu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran wabah pada skala global.

Jumlah kasus terinfeksi di Jepang naik pada Kamis menjadi 919, 705 di antaranya terdeteksi di kapal pesiar Diamond Princess yang sempat dikarantina di pelabuhan Yokohama. Negara itu mencatat delapan kematian, korban terbaru adalah seorang pria berusia 80 tahun asal Hokkaido. Dia meninggal pada Rabu (26/2).

Pemerintah Jepang telah mendesak agar pertemuan-pertemuan publik yang besar dan acara-acara olahraga dibatalkan selama dua pekan ke depan untuk mencegah penyebaran coronavirus jenis baru. Meski begitu, mereka berjanji bahwa Olimpiade Tokyo 2020 akan tetap berjalan pada 24 Juli-9 Agustus.

Abe mendapat dukungan dari Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach. Dalam sebuah konferensi pers, Bach menegaskan bahwa IOC berkomitmen untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020 sesuai jadwal.

Masih di Asia Timur, Korea Selatan melaporkan 256 kasus infeksi pada Jumat (28/2) pagi, sehingga total menjadi 2.022 kasus. Negeri Ginseng mencatat kasus coronavirus jenis baru terbanyak di luar China, dengan 13 kematian.

Di antara 256 kasus infeksi baru yang dilaporkan, 182 berasal dari Kota Daegu, pusat wabah di Korea Selatan. Menurut South Korean Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), secara total 1.314 kasus telah dilaporkan di kota tersebut.

Wabah coronavirus jenis baru telah menginfeksi lebih dari 83.000 orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 78.000 yang berada di China daratan. Virus tersebut telah merebak ke lebih dari 40 negara di berbagai benua.

Menurut laporan Komite Kesehatan Nasional China, per Kamis malam, angka kematian di China daratan menyentuh 2.788.

Di luar China daratan, kasus kematian tercatat di Iran, Italia, Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Prancis, Filipina, dan Taiwan, menjadikan angka kematian global mencapai lebih dari 2.800. (Reuters, TASS, dan CNN)

Berita Lainnya
×
tekid