sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jim Mattis jadi pejabat terbaru yang mundur dari kabinet Trump?

Donald Trump mencurigai bahwa menteri pertahanannya adalah seorang Demokrat.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 15 Okt 2018 12:09 WIB
Jim Mattis jadi pejabat terbaru yang mundur dari kabinet Trump?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencurigai menteri pertahanannya, Jim Mattis sebagai seorang Demokrat dan bisa jadi akan segera mundur dari pemerintahannya.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump kepada Lesley Stahl, dalam program televisi CBS News' 60 Minutes pada Minggu (14/10) malam waktu setempat.

Saat itu, Stahl mengajukan pertanyaan spesifik kepada Trump terkait apakah Mattis akan pergi meninggalkan kabinetnya atau tidak.

"Saya tidak tahu. Dia tidak pernah bilang itu kepada saya," ujar Trump.

"Apakah Anda menginginkankannya?," tekan Stahl.

"Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan dia. Saya bahkan baru saja makan siang sama dia dua hari lalu," timpal Trump.

"Saya pikir dia sepertinya seorang Demokrat, jika Anda ingin tahu yang sebenarnya. Namun, Mattis adalah pria yng baik. Kami berteman dengan sangat baik. Dia mungkin saja akan pergi. Maksud saya, pada titik tertentu, semua orang akan pergi. Semuanya. Itulah Washington," tambahnya.

Hingga kini, Pentagon masih bungkam soal pernyataan Trump tersebut.

Sponsored

James Norman "Mad Dog" Mattis yang lahir pada 8 September 1950, adalah menteri pertahanan AS yang menjabat sejak tahun 2017 pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Dia juga adalah seorang purnawirawan Jenderal Korps Marinir AS.

Mattis sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Pusat Amerika Serikat ke-11, sebuah Komando Tempur Gabungan yang bertanggung jawab untuk operasi militer Amerika di Timur Tengah, Afrika Timur Laut, dan Asia Tengah, dari 11 Agustus 2010 hingga 22 Maret 2013. 

Sebelum Presiden Obama menunjuk Mattis untuk menggantikan Jenderal Petraeus sebagai Panglima Komando Pusat Amerika Serikat pada 11 Agustus 2010, dia menjadi Panglima Komando Pasukan Gabungan Amerika Serikat dari 9 November 2007 hingga Agustus 2010 dan merangkap jabatan sebagai Panglima Tertinggi Komando Sekutu Transformasi NATO sejak 9 November 2007 sampai 8 September 2009. Sebelum itu, dia menjabat Komandan Pasukan Ekspedisi Marinir I, Panglima Komando Pusat Pasukan Marinir Amerika Serikat, dan Panglima Divisi 1 Marinir selama Perang Irak.

Dalam dua tahun pertama, pemerintahan Trump telah menyaksikan pengunduran diri sejumlah pejabat tinggi AS yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pekan lalu, Nikki Haley mengumumkan pengunduran dirinya sebagai duta besar AS untuk PBB.

Dalam sebuah buku yang diterbitkan bulan lalu, jurnalis Bob Wood Ward menggambarkan Mattis sebagai sosok yang berani mengabaikan keinginan Trump untuk membunuh langsung Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pernah membandingkan pemahaman Trump terkait ketegangan di Semenanjung Korea dengan siswa kelas lima atau enam sekolah dasar. Namun, Mattis membantah telah membuat pernyataan tersebut.

Mattis sendiri dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Vietnam dan Singapura pada Senin (15/10). Rencana perjalanan tersebut dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS di Singapura. Dalam siaran persnya, dijelaskan bahwa kunjungan Mattis adalah untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Pertahanan Negara-Negara Asia Tenggara pada 18-20 Oktober 2018. (The Guardian dan The Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid