sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Johnson & Johnson tangguhkan uji coba vaksin Covid-19

Uji coba Tahap 3 Johnson & Johnson dimulai pada September.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 13 Okt 2020 16:02 WIB
Johnson & Johnson tangguhkan uji coba vaksin Covid-19

Johnson & Johnson pada Senin (12/10) menyatakan, telah menghentikan uji klinis tahap ketiga dari vaksin Covid-19. Langkah itu diambil setelah salah satu sukarelawan menderita penyakit yang tidak dapat dijelaskan.

"Mengikuti pedoman kami, penyakit peserta sedang ditinjau dan dievaluasi oleh Dewan Pemantau Keamanan Data (DSMB) independen ENSEMBLE serta dokter klinis internal kami," jelas perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

ENSEMBLE adalah nama studi vaksin Covid-19 yang dilakukan Johnson & Johnson.

"Kejadian buruk seperti kecelakaan atau penyakit, bahkan yang serius, merupakan bagian yang diantisipasi dari setiap studi klinis, terutama studi yang berskala besar," lanjut mereka.

Perusahaan tidak menjelaskan lebih jauh mengenai penyakit yang tidak dapat dijelaskan itu, tetapi satu poin dari uji klinis adalah untuk mengetahui apakah vaksin menyebabkan efek samping yang berbahaya.

Uji coba akan ditangguhkan ketika efek samping muncul dan dokter memeriksa untuk melihat apakah penyakit tersebut terkait dengan vaksin atau hanya kebetulan.

"Berdasarkan komitmen kuat kami terhadap keselamatan, semua studi klinis yang dilakukan oleh Janssen Pharmaceutical Companies milik Johnson & Johnson memiliki pedoman yang telah ditentukan sebelumnya. Panduan ini memastikan studi kami dapat dihentikan sementara jika terjadi peristiwa merugikan serius yang tidak terduga yang mungkin terkait dengan vaksin atau obat penelitian dilaporkan, sehingga dapat dilakukan peninjauan yang cermat terhadap semua informasi medis sebelum memutuskan apakah akan memulai kembali penelitian," kata perusahaan itu.

Lebih lanjut, Johnson & Johnson menyatakan bahwa mereka menghormati privasi dari sukarelawan terkait.

Sponsored

"Kami juga mempelajari lebih lanjut tentang penyakit peserta ini dan penting untuk mengetahui semua fakta sebelum kami membagikan informasi tambahan," tambah mereka.

Mereka menyebut bahwa efek samping serius merupakan hal yang lumrah terjadi dalam uji klinis dan diantisipasi untuk meningkat dalam uji coba yang melibatkan banyak peserta.

Menurut pakar kesehatan dari Brown University School of Public Health, Ashish Jha, penangguhan uji coba klinis seperti itu bukanlah masalah yang besar.

"Ini adalah hal yang benar-benar diantisipasi dan hanya pengingat betapa konyolnya mencoba untuk mengejar tenggat politik, yakni menyediakan vaksin sebelum Pilpres Amerika Serikat pada 3 November," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa uji coba Johnson & Johnson merupakan uji coba vaksin terbesar yang diketahuinyak, yakni melibatkan setidaknya 60.000 orang. "Dalam uji coba sebesar itu, pasti akan ada beberapa jeda," kata Jha.

Penangguhan yang dilakukan Johnson & Johnson merupakan uji coba vaksin Covid-19 Tahap 3 kedua yang dihentikan sementara di AS.

Uji coba vaksin milik AstraZeneca dihentikan bulan lalu karena komplikasi neurologis pada seorang sukarelawan di Inggris.

"Kami ingin vaksin yang dihasilkan aman dan kami harus membiarkan prosesnya berjalan. Tentu itu akan memakan waktu cukup lama," kata Jha. "Bagi saya, langkah ini memperlihatkan bahwa perusahaan bertindak secara bertanggung jawab dan berhenti saat diperlukan."

Uji coba Tahap 3 Johnson & Johnson dimulai pada September. Uji coba tersebut adalah salah satu dari enam vaksin Covid-19 yang sedang diuji di AS.

Sumber : CNN

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid