sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi akan tegaskan posisi RI dalam isu perubahan iklim

Indonesia akan terus bekerja keras memenuhi komitmen pada isu perubahan iklim yang telah dibuat.

Natasya Maulidiawati
Natasya Maulidiawati Senin, 01 Nov 2021 07:57 WIB
Jokowi akan tegaskan posisi RI dalam isu perubahan iklim

Setelah menempuh penerbangan selama kurang dari tiga jam, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi oleh Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat di Bandara Internasional Glasgow Prestwick di Glasgow, Skotlandia, pada Minggu, 31 Oktober 2021, sekitar pukul 21.40 waktu setempat.

Kehadiran Presiden Jokowi di Glasgow ini, untuk menghadiri KTT Pemimpin Dunia COP26 yang berlangsung pada 1-2 November 2021. KTT yang dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson tersebut akan dihadiri oleh 121 kepala negara dan kepala pemerintahan.

Presiden menegaskan, posisi Indonesia dalam isu perubahan iklim adalah sangat konsisten. Menurutnya, Indonesia akan terus bekerja keras memenuhi komitmen yang telah dibuat.

“Kita tidak ingin ikut dalam retorika yang pada akhirnya tidak dapat kita jalankan,” jelas presiden dalam keterangannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (29/11).

Dalam kunjungannya ke Inggris Raya ini, Kepala Negara juga akan melakukan temu bisnis dengan pimpinan dunia usaha Inggris yang telah berinvestasi, dan ada yang akan memperluas investasinya di Indonesia, serta menggelar sejumlah pertemuan bilateral.

Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Glasgow antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Presiden: Lakukan berbagai upaya untuk Memastikan SDGs tercapai sesuai target

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berpidato pada sesi KTT G20 yang membahas tentang pembangunan berkelanjutan di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10). Presiden Joko Widodo mendorong agar negara-negara G20 melakukan sejumlah upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SSGs.

Sponsored

“Kita harus segera beraksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan. Kita G20 harus melakukan sejumlah upaya bersama untuk memastikan SDGs tercapai sesuai target, sembilan tahun lagi,” ujar Presiden dikutip dari laman Presidenri.go.id.

Presiden menuturkan, upaya bersama tersebut yaitu pertama, menggalang solidaritas untuk membantu negara dan masyarakat yang paling rentan. Menurut Presiden Jokowi, inisiatif debt service suspension serta tambahan alokasi SDR senilai US$650 miliar menjadi langkah penting untuk memberi ruang kebijakan bagi negara berpendapatan rendah dan menengah untuk berkonsentrasi melawan pandemi.

Kedua, memperkuat kemitraan global untuk membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang. Financing gap yang melebar dari US$2,5 triliun per tahun menjadi US$4,2 triliun per tahun, harus menjadi perhatian serius.

“Mobilisasi pembiayaan inovatif untuk menutup gap pendanaan SDGs, termasuk melalui blended finance harus segera dilakukan. Peningkatan investasi swasta yang berkelanjutan harus didorong untuk menggerakkan kembali roda perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di negara berkembang,” papar Presiden Jokowi.

Selanjutnya, upaya ketiga adalah dengan meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketangguhan terhadap guncangan dan ketidakpastian masa depan, terutama di sektor kesehatan, kapasitas fiskal, serta kapasitas perencanaan dan implementasi pembangunan.

Berdasarkan hasil catatan PBB, setidaknya delapan negara berada di tingkat risiko sangat tinggi dan 40 negara risiko tinggi bagi lost generation, terutama karena menurunnya kesempatan belajar dan lapangan pekerjaan.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia telah mengembangkan kebijakan yang meningkatkan adaptasi sektor pendidikan dan memberikan perlindungan sosial bagi mereka yang paling rentan dan kehilangan pekerjaan.

“Namun banyak negara lain yang menghadapi risiko tinggi. G20 harus bekerja sama membantu mereka memastikan tidak ada lost generation. Hanya dengan demikian, kita dapat pulih bersama menuju masa depan yang lebih baik tanpa meninggalkan siapapun,” tandasnya

Berita Lainnya
×
tekid