sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kalah total, anggota ISIS keluar dari terowongan persembunyian

Meski ISIS telah dikalahkan, namun ribuan anggota mereka yang ditangkap adalah bom waktu yang harus dijinakkan.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 25 Mar 2019 15:48 WIB
 Kalah total, anggota ISIS keluar dari terowongan persembunyian

Pada Minggu (24/3), belasan ekstremis ISIS muncul dari terowongan persembunyian mereka untuk menyerah kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat, sehari setelah kelompok teroris itu dinyatakan berhasil dikalahkan total.

SDF mengatakan meskipun ISIS dikalahkan, ribuan anggota ISIS yang mereka tangkap adalah bom waktu yang harus segera dijinakkan oleh dunia.

Adalah seorang wartawan AFP yang melihat lusinan orang, kebanyakan laki-laki, keluar dari perkemahan di desa terpencil di Baghouz, dekat perbatasan dengan Irak.

"Mereka adalah anggota ISIS yang keluar dari terowongan dan menyerah hari ini," ujar juru bicara SDF Jiaked Amed. "Beberapa yang lain kemungkinan masih bersembunyi di dalam."

Para pemimpin dunia dengan gembira menyambut pengumuman SDF yang menyatakan bahwa wilayah terakhir yang dikuasai ISIS di Suriah telah ditaklukkan.

Pejabat tinggi urusan luar negeri pemerintah Kurdi Abdel Karim Omar memperingatkan bahwa para tawanan masih berpotensi menimbulkan ancaman.

"Ada ribuan anggota ISIS, anak-anak, dan perempuan yang berasal dari 54 negara, tidak termasuk Irak dan Suriah. Ini merupakan beban serius serta membahayakan kami dan masyarakat internasional," kata Omar. "Jumlahnya meningkat secara besar-besaran selama 20 hari dari operasi Baghouz."

Dia juga memperingatkan tentang bahaya berkelanjutan yang ditimbulkan oleh sel-sel tidur ISIS.

Sponsored

SDF terus melakukan operasi untuk mengusir anggota ISIS yang tersisa di daerah tersebut dan mengungkap kemungkinan adanya tempat persembunyian senjata.

Pasukan itu dilaporkan akan melaksanakan operasi pembersihan secara menyeluruh yang akan membantu memastikan keamanan jangka panjang di daerah itu.

Teroris masa depan

Ketika serangan berbulan-bulan SDF menggempur benteng terakhir ISIS, sejumlah militan berhasil melarikan diri tetapi ada pula yang tetap tinggal untuk menyerah atau bertempur sampai mati.

Menurut SDF, 66.000 orang meninggalkan wilayah terakhir ISIS sejak Januari, termasuk 5.000 militan dan 24.000 keluarga mereka.

SDF telah menyaring sejumlah orang yang keluar dari Baghouz dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan menahan tersangka militan serta mengangkut warga sipil dan keluarga ISIS ke kamp di utara.

Sebagian besar keluarga dijejalkan ke kamp di Al-Hol, sebuah fasilitas yang dibangun untuk 20.000 manusia tetapi kini tengah menampung 72.000 orang.

Pemerintah Kurdi di wilayah timur laut Suriah mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menahan atau mengadili begitu banyak orang.

Tetapi negara asal dari orang-orang yang diduga anggota ISIS enggan untuk menerima mereka kembali karena ada potensi risiko keamanan dan kemungkinan reaksi publik.

Bahkan beberapa orang yang ditahan di Suriah telah dilucuti kewarganegaraannya.

"Harus ada koordinasi antara kami dan komunitas internasional untuk mengatasi bahaya ini," kata Omar. "Ada ribuan anak yang dibesarkan dengan ideologi ISIS."

Omar menyebut bahwa jika anak-anak itu tidak dididik ulang dan diintegrasikan kembali ke masyarakat asalnya, mereka akan menjadi calon teroris di masa depan.

Pendukung utama SDF adalah koalisi militer internasional yang dipimpin AS yang diluncurkan pada pertengahan 2014 untuk melawan ekspansi ISIS.

Serangan udara SDF terhadap pusat-pusat wilayah ISIS di seluruh daerah kekuasaan mereka telah meratakan kota-kota besar dan mendorong gelombang perpindahan terbesar sejak Perang Dunia II.

Menurut LSM Airwars, setidaknya 7.500 warga sipil telah tewas akibat serangan yang dilakukan oleh koalisi selama empat setengah tahun terakhir.

Sementara menurut Syrian Observatory for Human Rights, konflik di Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang sejak meletus pada delapan tahun lalu.

Donald Trump telah berjanji akan secara drastis mengurangi kehadiran militer AS di Suriah begitu ISIS dikalahkan. Hal itu membuat pasukan Kurdi berpotensi mendapat ancaman dari Suriah dan Turki. Pasalnya, Ankara melihat SDF sebagai organisasi teroris.

Omar memperingatkan bahwa serangan lintas perbatasan berisiko menyebabkan pelarian massal dari penjara-penjara tempat tahanan para gerilyawan ISIS.

"Ancaman atau perang baru akan memberi peluang bagi para tahanan untuk menyelinap ke luar," kata dia.

Komandan SDF Mazloum Kabane mengatakan pada Sabtu (23/3) bahwa operasi anti-ISIS akan memasuki fase baru. Kobane menuturkan bahwa SDF akan berfokus pada sel-sel tidur ISIS yang merupakan ancaman besar bagi kawasan dan dunia.

Di mana pemimpin ISIS?

Setelah diangkat sebagai pemimpin ISIS pada 2014, Abu Bakr al-Baghdadi menguasai lebih dari tujuh juta orang di seluruh wilayah Suriah dan Irak, di mana ISIS menerapkan hukum yang brutal.

Pria Irak berusia 47 tahun itu beberapa kali sempat dikabarkan terluka atau terbunuh. Namun, hingga kini keberadaannya tidak pernah dapat dipastikan.

"Dia hanya memiliki tiga sahabat yakni kakak laki-lakinya Jumaa, sopir dan pengawalnya yang dia kenal sejak kecil Abdullatif al-Jubury, dan kurirnya Saud al-Kurdi," kata spesialis ISIS, Hisham al-Hashemi.

Hashemi mengatakan keempat orang itu kemungkinan sedang bersembunyi di suatu tempat di gurun Badia, yang membentang dari perbatasan timur dengan Irak hingga Kota Homs. Di situlah putranya, Hudhayfa al-Badri, dilaporkan tewas pada Juli dalam serangan rudal Rusia.

Dijuluki "The Ghost", Baghdadi belum pernah lagi muncul di depan umum sejak menyampaikan khotbah di Masjid Al-Nuri pada 2014.

Rekaman suara terakhirnya yang ditujukan kepada para pendukungnya dirilis pada Agustus 2018, delapan bulan setelah Irak mengumumkan telah mengalahkan ISIS dan ketika koalisi yang didukung AS mulai menggempur kelompok teroris itu di Suriah.

Tetapi ketika SDF melakukan pertempuran untuk membebaskan wilayah terakhir yang dikuasai ISIS, petinggi SDF Mustafa Bali mengatakan Baghdadi kemungkinan tidak ada di sana.

"Menurut kami dia tidak berada di Suriah," tutur Bali.

Tetapi beberapa dari orang yang meninggalkan Baghouz pada hari-hari terakhir serangan mengklaim bahwa mereka mendapat perintah dari Baghdadi untuk pergi dari sana.

"Seandainya Baghdadi tidak memerintahkannya, kami tidak akan pergi," kata seorang wanita pada akhir Februari.

Cara Baghdadi yang bergerak secara diam-diam dan tidak mencolok telah membantunya bertahan hidup selama bertahun-tahun.

Terlahir dengan nama Ibrahim Awad al-Badri pada 1971, penggemar sepak bola ini berasal dari Samarra, utara Baghdad.

Nilainya pada SMA tidak cukup baik untuk meloloskannya ke sekolah hukum dan penglihatannya yang buruk menghalanginya untuk bergabung dengan militer. Baghdadi pun memutuskan untuk pindah ke distrik Tobchi untuk belajar tentang Islam.

"Sejak awal dia memiliki visi, ke mana dia ingin pergi, dan organisasi seperti apa yang ingin dia ciptakan," kata Sofia Amara, pembuat film dokumenter pada 2017 yang mengungkap dokumen eksklusif terkait Baghdadi. (France 24 dan Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid