sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kandidat vaksin Covid-19 milik Pfizer dinyatakan 90% efektif

Lebih dari 90% kemanjuran mencegah penyakit dengan 94 kasus Covid-19 yang telah dievaluasi adalah hasil yang sangat baik.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 10 Nov 2020 15:31 WIB
Kandidat vaksin Covid-19 milik Pfizer dinyatakan 90% efektif

Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer, pada Senin (9/11) menyatakan vaksin Covid-19 eksperimental lebih dari 90% efektif. Kabar itu, berasal dari analisis sementara sebuah penelitian yang melibatkan 43.538 sukarelawan.

Setiap peserta mendapat dua suntikan dengan selang waktu 21 hari. Analisis tersebut, membandingkan jumlah kasus Covid-19 di antara relawan yang mendapatkan vaksin dengan kelompok relawan yang berukuran kurang lebih sama mendapat suntikan cairan tidak mengandung vaksin.

Dalam pernyataan yang dirilis Pfizer dan mitranya, BioNTech, perusahaan mengatakan, hasil dari 94 kasus Covid-19 yang dapat dievaluasi di antara peserta studi menunjukkan lebih dari 90% efektif dalam mencegah virus. Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) menetapkan batas efektivitas minimum pada 50%. 

Ini adalah kandidat vaksin Covid-19 pertama yang memiliki data yang menunjukkan bahwa vaksin itu melampaui batas efektivitas tersebut. "Saya cenderung optimistis. Saya telah mengembangkan vaksin selama lebih dari 35 tahun," kata William Gruber, wakil presiden senior penelitian klinis dan pengembangan vaksin di Pfizer.

Pakar kesehatan dari La Jolla Institute for Immunology, Shane Crotty, turut menyambut baik kabar tersebut.  "Hasil uji coba ini mendekati harapan yang tinggi," ujarnya. "Lebih dari 90% kemanjuran dalam mencegah penyakit dengan 94 kasus Covid-19 yang telah dievaluasi adalah hasil yang sangat baik."

Walaupun menjanjikan, analisis tersebut tidak memberikan informasi yang cukup tentang vaksin bagi Pfizer untuk meminta izin FDA untuk mendistribusikannya.

FDA telah memberi tahu produsen bahwa mereka menginginkan, minimal dua bulan data tindak lanjut dari setidaknya setengah relawan yang mendapatkan suntikan vaksin eksperimental.

Menurut FDA, alasan dari persyaratan tersebut adalah bahwa efek samping yang paling berbahaya dari vaksin terjadi dalam waktu dua bulan setelah mendapatkan suntikan terakhir. Pfizer mengatakan, bahwa data tidak akan tersedia hingga minggu ketiga pada November.

Sponsored

Natalie Dean, seorang ahli biostatistik di University of Florida, menyatakan bahwa dia optimistis tetapi tetap menunggu lebih banyak data dari Pfizer.

"Masih banyak pertanyaan terbuka, seperti seberapa efektif vaksin itu bekerja di berbagai kelompok usia, seberapa baik mencegah infeksi dan penyakit parah," jelas Dean.

Selain Pfizer, AstraZeneca juga mengatakan, bahwa kemungkinan besar kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan dapat digunakan pada Desember.

Meski begitu, CEO AstraZeneca Pascal Soriot menekankan bahwa hal tersebut tergantung pada persetujuan dari otoritas kesehatan setempat.

AstraZeneca sendiri mengembangkan vaksin bersama dengan University of Oxford, dengan uji klinis fase terakhir di sejumlah negara seperti Inggris dan Brasil. (NPR dan The Guardian)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid