sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kapal tenggelam di laut Tunisia, 43 pekerja migran meninggal

Sebanyak 84 migran telah diselamatkan oleh para nelayan setempat.

Eqqi Syahputra
Eqqi Syahputra Minggu, 04 Jul 2021 08:52 WIB
Kapal tenggelam di laut Tunisia, 43 pekerja migran meninggal

Bulan Sabit Merah Tunisia (Tunisian Red Crescent) melaporkan bahwa setidaknya 43 migran dikabarkan tenggelam di lepas pantai Tunisia pada hari Sabtu (3/7). Kemudian, sebanyak 84 lainnya diselamatkan setelah kapal yang mereka naiki terbalik.

Mongi Slim, kepala organisasi Tunisian Red Crescent, mengatakan, kepada The Associated Press bahwa kapal yang membawa 127 migran tersebut meninggalkan kota pesisir Zuwara di Libya pada hari Jumat untuk menyeberangi Laut Mediterania menuju Italia. Dia menyatakan, di kapal terdapat 46 orang Sudan, 16 orang Eritrea, dan 12 orang Bengali.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Mohamed Zekri, mengatakan, 84 migran telah diselamatkan oleh para nelayan setempat. Dia sendiri masih menolak untuk memberikan konfirmasi kejelasan dari para korban tenggelam lainnya.

Libya sendiri sering menjadi titik keberangkatan para migran yang menyeberangi Laut Mediterania yang mana memang dikenal sangat berbahaya untuk perjalanan laut. Sebelumnya, beberapa bangkai kapal dari kapal penyelundup yang membawa migran lainnya juga ditemukan dalam beberapa pekan terakhir.

Sponsored

Minggu lalu, penjaga pantai Tunisia menemukan tujuh mayat di pantai Djerba, yaitu sebuah pulau di lepas pantai selatan. Mereka dimakamkan di pemakaman para migran di Zarzis, Tunisia, yang tewas di Laut Mediterania.

Sementara itu, Kepala Bulan Sabit Merah meluncurkan seruan yang mendesak mengenai nasib ratusan migran yang lolos dari kematian karena organisasinya tidak memiliki sarana untuk menyediakan perumahan untuk tempat tinggal para migran.

"Tiga pusat di Zarzis sudah penuh dan tidak dapat menampung lebih banyak orang. Kami juga memiliki 380 migran lain yang terkurung di Djerba tanpa tujuan," kata Slim. (Sumber euronews.com)

Berita Lainnya
×
tekid