sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus Covid-19 di AS melampaui 25 juta

Nyaris 420.000 pasien di antaranya meninggal dunia. Jumlah ini dua kali lipat daripada Brasil yang berada di bawahnya.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 25 Jan 2021 15:48 WIB
Kasus Covid-19 di AS melampaui 25 juta

Amerika Serikat (AS) kini mencatat lebh dari 25 juta infeksi jelang setahun kasus pertama Covid-19 terdeteksi.

Selama berbulan-bulan, AS sejauh ini tetap menjadi negara yang paling banyak mencatat kasus positif Covid-19 secara global.

Data Johns Hopkins University's Coronavirus Resource Center menunjukkan, AS mencatat rekor tragis itu pada Minggu (24/1) pagi waktu setempat.

Namun, sejumlah pakar kesehatan menilai, jumlah kasus sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. Pasalnya, banyak orang terinfeksi tetapi tidak pernah dites sehingga jumlah tersebut tidak tecermin dalam penghitungan resmi.

"Negeri Paman Sam" memiliki lebih dari dua kali lebih banyak kasus Covid-19 yang dikonfirmasi daripada negara dengan jumlah tertinggi kedua, India, yang mencatat 10 juta kasus dengan populasi empat kali lebih besar.

Hampir 420.000 orang di AS sejauh ini telah meninggal akibat Covid-19. Jumlah itu hampir dua kali lipat jumlah negara tertinggi berikutnya, Brasil, yang mendekati 220.000 kematian.

Keberadaan varian baru Covid-19 yang lebih menular dinilai dapat memperburuk keadaan. Varian tersebut telah "menyapu" sebagian besar Inggris dalam beberapa pekan terakhir dan diidentifikasi pertama kalinya di AS pada akhir Desember 2020 dengan kasus pertama yang terdeteksi di Colorado.

Meskipun para ilmuwan Inggris awalnya mengatakan varian baru terbukti tidak lebih mematikan, data baru tampaknya menunjukkan gambaran yang lebih mengkhawatirkan.

Sponsored

"Warga AS perlu berasumsi bahwa varian yang telah beredar secara dominan di Inggris memang memiliki peningkatan derajat tertentu dalam apa yang kita sebut virulensi, yaitu keganasan virus untuk menyebabkan lebih banyak kerusakan, termasuk kematian," tutur Anthony Fauci, spesialis penyakit menular top AS, Minggu.

Mantan Presiden, Donald Trump, berulang kali meremehkan Covid-19, dengan menyatakan virus itu akan hilang dengan perubahan cuaca.

Bertolak belakang dengan Trump, Presiden Joe Biden memfokuskan sebagian besar minggu pertamanya menjabat untuk memperingatkan tingkat keparahan pandemi dan memperkenalkan langkah-langkah baru yang dimaksudkan untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Biden menjanjikan 100 juta dosis vaksin dalam 100 hari pertamanya. Pada Kamis (21/1), dia menandatangani 10 perintah dan arahan eksekutif yang menurut Gedung Putih akan meningkatkan pengujian, vaksinasi, pengamanan pasokan vaksin, serta perawatan terkait Covid-19.

Namun, para ahli kesehatan memperingatkan, dibutuhkan beberapa bulan sebelum pandemi benar-benar terkendali di AS.

Biden sendiri telah mengakui situasinya akan terlebih dahulu memburuk sebelum akhirnya menjadi lebih baik.

"Banyak warga AS yang terluka. Laju infeksi melonjak. Kini sudah lebih dari 400.000 orang meninggal dan diperkirakan mencapai lebih dari 600.000," kata Biden, Jumat (22/1). "Keluarga kelaparan. Orang-orang berisiko diusir dari rumah mereka. Angka pengangguran kembali meningkat. Pemerintah perlu bertindak." (NPR)

Berita Lainnya
×
tekid