sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kebijakan Australia soal Yerusalem Barat bikin Israel berang?

Harapan Israel, Australia akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negaranya. Namun, yang diakui Canberra ternyata hanya Yerusalem Barat.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 17 Des 2018 09:42 WIB
Kebijakan Australia soal Yerusalem Barat bikin Israel berang?

Pada hari Minggu (16/12), Israel mengisyaratkan tidak senang dengan langkah Australia yang mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kotanya.

Seorang kepercayaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan hal tersebut merupakan kesalahan karena Israel menguasai seluruh kota tersebut.

Dalam sidang kabinet mingguan Israel, Netanyahu tidak menanggapi langkah Canberra tersebut. Lazimnya, dia memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan perkembangan diplomatik besar di depan umum.

Israel menguasai Yerusalem Timur dalam perang pada 1967 dan mencaplok sebagai ibu kotanya dalam langkah yang tidak diakui secara internasional.

Ada pun, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang mereka harapkan berdiri di Tepi Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza.

Setahun lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat marah pihak Palestina dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pada Sabtu (15/12), Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan Canberra secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel tetapi tetap menegaskan kembali dukungan Australia bagi sebuah ibu kota Palestina di Yerusalem Timur di bawah perjanjian perdamaian dua negara atau two state solution.

Kementerian Luar Negeri Israel meresponsnya dengan hangat. Mereka menyebut kebijakan Australia itu "langkah di jalan yang sudah benar".

Sponsored

"Kami sudah mengeluarkan pernyataan di Kementerian Luar Negeri. Tidak ada lagi yang ingin saya tambahkan," kata Netanyahu kepada wartawan di awal sidang itu.

Tzachi Hanegbi, menteri untuk kerja sama regional Israel, dan seorang kepercayaan Netanyahu di partai Likud yang beraliran kanan, menyampaikan pernyataan terbuka mengenai kebijakan Australia itu.

"Kami menyesalkan dalam berita positif ini mereka membuat kesalahan," kata Hanegbi kepada wartawan di luar ruang kabinet. "Tidak ada pemisahan antara timur dan barat di kota itu. Yerusalem seluruhnya, bersatu. Kendali Israel atasnya kekal abadi. Kedaulatan kami tidak akan dipisah-pisah juga dipengaruhi. Dan kami berharap Australia segera akan menemukan jalan untuk memperbaiki kesalahan yang dibuatnya." 

Langkah Morrison pertama kali muncul ke permukaan pada Oktober lalu. Hal itu ditanggapi sinis karena datang beberapa hari sebelum pemilihan umum sela penting di daerah pemilihan yang merupakan representasi Yahudi yang kuat. Partainya kalah dalam pemilihan itu.

Kepala perunding Palestina Saeb Erekat mengatakan langkah Sabtu itu diputuskan dengan mempertimbangkan politik dalam negeri Australia.

"Seluruh Yerusalem masih tetap menjadi masalah kedudukan final untuk perundingan, sementara Yerusalem Timur, di bawah hukum internasional, adalah bagian tidak terpisahkan dari wilayah Palestina, yang diduduki Isarel," kata dia. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid