sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kelompok militan Palestina dan Israel capai gencatan senjata

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina diperantarai oleh Mesir.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 06 Mei 2019 13:24 WIB
Kelompok militan Palestina dan Israel capai gencatan senjata

Para pemimpin Palestina di Gaza dikabarkan telah menyepakati gencatan senjata dengan Israel. Langkah itu untuk mengakhiri eskalasi dua hari yang mematikan dalam kekerasan yang terancam akan meluas ke perang.

Demikian ungkap sumber yang mengetahui kesepakatan itu, Senin (6/5). Seorang juru bicara militer Israel menolak mengomentari perjanjian itu.

Pejabat Hamas dan seorang lainnya dari kelompok Jihad Islam yang berbicara secara anonim menyebutkan bahwa perjanjian gencatan senjata yang diperantarai oleh Mesir dimulai pada pukul 4.30 waktu setempat.

Seorang pejabat Mesir yang menolak menyebutkan namanya juga mengonfirmasi kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini muncul setelah eskalasi paling serius dalam kekerasan antara Israel dan militan Palestina di Gaza sejak perang 2014.

Eskalasi dimulai pada Sabtu (4/5) dengan tembakan roket dari Gaza. Tembakan itu memancing gelombang serangan balasan Israel. Pertempuran terus berlanjut sepanjang Minggu (5/5).

Setidaknya 23 warga Palestina, termasuk sembilan anggota militan dilaporkan tewas. Di pihak Israel, empat warga sipil terbunuh. Satu di antaranya adalah warga asing.

Ketegangan terbaru pecah ketika Hamas mencari langkah lebih lanjut untuk melonggarkan blokade Israel di bawah gencatan senjata sebelumnya yang ditengahi oleh Mesir dan PBB.

Israel sendiri menghadapi tekanan untuk berusaha memulihkan ketenangan dan mengakhiri serangan roket yang menghantam masyarakat di selatan negara itu.

Sponsored

Pekan depan, Israel akan memperingati hari kemerdekaan dan negara itu juga akan menjadi tuan rumah kontes lagu Eurovision pada 14-18 Mei. Acara ini diprediksi akan menarik minat ribuan orang. Adapun di Gaza, bulan suci Ramadan segera dimulai.

Para pejabat Palestina di Gaza menuduh Israel tidak mengambil langkah-langkah serius untuk melonggarkan blokade seperti yang dijanjikan dalam perjanjian gencatan senjata sebelumnya.

Petinggi Jihad Islam mengklaim bahwa perjanjian gencatan senjata baru didasarkan pada peringanan blokade oleh Israel. Salah satunya adalah pelonggaran pembatasan penangkapan ikan bagi nelayan Gaza.

Ambang perang

Israel dan gerilyawan Palestina di Gaza telah berperang tiga kali sejak 2008. Eskalasi terbaru dapat membawa mereka ke jurang perang lain.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu mengatakan, dia memerintahkan militer untuk melanjutkan serangan besar-besaran pada elemen-elemen teror di Jalur Gaza.

Pemimpin Hamas Ismail Haniya dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam mengatakan bahwa kembali ke keadaan tenang adalah mungkin jika Israel berkomitmen untuk gencatan senjata total.

"Tanpa itu, bisa terjadi banyak konfrontasi," katanya.

Israel mengatakan, serangannya merupakan tanggapan terhadap Hamas dan Jihad Islam yang menembakkan sekitar 690 roket atau mortir melintasi perbatasan sejak Sabtu. Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, diklaim mencegat lebih dari 240 roket.

Selain mereka yang terbunuh dan terluka, roket berulangkali memicu alarm serangan udara di Israel selatan, membuat penduduk berlarian ke tempat-tempat perlindungan sementara juga merusak rumah-rumah. 

"Setidaknya 35 roket jatuh di daerah perkotaan," ungkap militer Israel.

Militer Israel mengklaim bahwa dalam serangan balasan, tank dan pesawat mereka mengenai 350 sasaran militan di Gaza. Beberapa bangunan di Kota Gaza turut hancur akibat serangan Israel.

Israel mengatakan salah satu bangunan yang hancur di Gaza termasuk yang dihuni oleh kantor intelijen dan keamanan militer Hamas. Di bangunan tersebut terdapat pula kantor berita nasional Turki, Anadolu. Turki telah mengecam keras serangan Israel. 

Gencatan senjata sebelumnya antara Israel dan Hamas, yang ditengahi oleh Mesir dan PBB, telah menyebabkan pemilu Israel pada 9 April berlangsung dalam situasi relatif tenang. 

Perjanjian itu menyebutkan bahwa Israel memungkinkan Qatar memberi bantuan jutaan dolar ke Gaza, sehingga otoritas Gaza dapat membayar gaji dan membiayai pembelian bahan bakar demi mengurangi pemadaman listrik yang parah. (AFP)

Berita Lainnya
×
tekid