sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemarahan warga Kenosha tumpah setelah polisi menembak pria

Polisi menembak pria itu dari belakang, saat bersandar ke mobilnya. Sementara ketiga anaknya duduk di dalam kendaraan.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Selasa, 25 Agst 2020 11:52 WIB
Kemarahan warga Kenosha tumpah setelah polisi menembak pria

Kemarahan atas penembakan pria kulit hitam oleh polisi di sebuah kota Tenggara Wisconsin tumpah ke jalanan Kenosha untuk malam kedua, Senin (24/8). 

Pada kesempatan itu, polisi sekali lagi menembakkan gas air mata ke ratusan pengunjuk rasa yang menentang jam malam, melempar botol dan menembakkan kembang api ke arah petugas penegak hukum yang menjaga gedung pengadilan.

Para pengunjuk rasa meneriakkan, "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian" saat mereka menghadapi barisan petugas penegak hukum, yang mengenakan perlengkapan pelindung dan berdiri bahu-membahu di depan pintu masuk gedung pengadilan.

30 menit setelah jam malam diberlakukan, tidak semua pengunjuk rasa pergi. Merespons itu, polisi menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa.

Konfrontasi terbaru itu terjadi setelah pengunjuk rasa membakar mobil, memecahkan jendela dan bentrok dengan petugas pada Minggu (23/8) malam, setelah polisi melukai Jacob Blake (29), yang kini dirawat dengan kondisi serius di rumah sakit.

Dalam rekaman video handphone, Blake ditembak dari belakang, saat bersandar ke mobilnya. Sementara ketiga anaknya duduk di dalam kendaraan.

Pria yang mengaku merekam kejadian itu, Raysean White (22), mengaku melihat Blake berkelahi dengan tiga petugas dan mendengar mereka berteriak, “Jatuhkan pisaunya! Jatuhkan pisaunya! " sebelum tembakan meletus. Tetapi Raysean mengaku tidak melihat pisau di tangan Blake.

Sementara Wali Kota Kenosha John Antarmian, yang semula mengadakan konferensi pers di taman pada Senin (24/8) pagi, terpaksa memindahkan ke dalam gedung keamanan publik kota. Hal itu ternyata tidak menyurutkan ratusan pengunjuk rasa dan malah bergegas masuk ke gedung, hingga pintu terlepas dari engselnya. Polisi dengan perlengkapan lengkap kemudian bereaksi dengan menyemprot kerumunan, termasuk kepada fotografer dari The Associated Press.

Sponsored

Gubernur Tony Evers mengatakan, belum mendapat informasi yang menunjukkan bahwa Blake memiliki pisau atau senjata lain, tetapi kasus tersebut masih diselidiki.

“Yang kami tahu pasti adalah, dia bukan orang kulit hitam pertama yang ditembak atau terluka atau tanpa ampun dibunuh di tangan penegakan hukum di negara bagian atau negara kita," lanjut Evers.

Sementara para petugas bersangkutan diberikan cuti administratif, sebuah praktik standar dalam kasus penembakan oleh polisi. Pihak berwenang tidak merilis rincian tentang petugas atau catatan layanan mereka.

Sumber: Associated Press

Berita Lainnya
×
tekid