sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kematian seorang mahasiswa dapat lahirkan protes baru di Hong Kong

Chow Tsz-lok (22) meninggal setelah terjatuh dari lantai tiga dalam operasi pembubaran massa oleh polisi Hong Kong.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 08 Nov 2019 18:39 WIB
Kematian seorang mahasiswa dapat lahirkan protes baru di Hong Kong

Chow Tsz-lok (22), mahasiswa dari Hong Kong University of Science and Technology (UST) yang jatuh selama protes pada akhir pekan, meninggal pada Jumat (8/11). Dia menjadi mahasiswa pertama yang tewas dalam demonstrasi antipemerintah di kota itu.

Dia meninggal karena luka-luka yang dideritanya pada Senin (4/11) pagi akibat terjatuh dari lantai tiga ke lantai dua di tempat parkir dalam operasi pembubaran massa oleh polisi Hong Kong.

Kematian Chow diperkirakan akan melahirkan protes baru dan menambah kemarahan demonstran terhadap polisi, yang sudah berada di bawah tekanan di tengah tuduhan menggunakan kekerasan berlebihan dalam menangani demonstran.

Sejumlah mahasiswa UST merusak cabang Starbucks di kampus mereka, yang dianggap sebagai bisnis pro-Beijing. Para mahasiswa menulis, "Condemn police brutality" di dinding kaca cabang toko kopi tersebut.

Aksi unjuk rasa lanjutan diperkirakan akan pecah pada malam hari.

Sejak awal pekan, demonstran telah memadati rumah sakit untuk mendoakan Chow. Mereka meninggalkan bunga dan menempelkan kertas yang bertuliskan pesan cepat sembuh di dinding di luar bangunan.

Para mahasiswa dan anak muda telah berada di garis depan dari ratusan ribu demonstran yang turun ke jalan sejak Juni.

Aksi protes antipemerintah, yang dipicu oleh RUU ekstradisi yang kini sudah dicabut secara resmi, telah berevolusi menjadi seruan yang lebih luas untuk reformasi demokrasi dan menentang campur tangan China di kota itu.

Sponsored

Dua surat kabar pro-China di Hong Kong memuat iklan satu halaman penuh yang menyerukan agar pemilu dewan distrik pada 24 November ditunda. Jika terjadi, langkah itu akan membuat geram pihak yang menyerukan demokrasi.

Demonstran telah melemparkan molotov dan merusak sejumlah bank, toko dan stasiun metro sementara polisi menembakkan peluru karet, gas air mata dan meriam air untuk meredam kerusuhan dalam beberapa bentrokan antara kedua pihak.

Hari wisuda

Chow, yang menurut teman-temannya sangat suka bermain basket, tengah mengejar gelar sarjana di bidang ilmu komputer. Kematiannya bertepatan dengan hari kelulusan sejumlah mahasiswa di UST yang terletak di Distrik Clear Water Bay.

Ratusan mahasiswa, beberapa mengenakan jubah kelulusan hitam dan masker, berkumpul di lapangan utama kampus. Mereka kemudian membanjiri panggung tempat ucapara wisuda diadakan sembari meneriakkan, "Stand with Hong Kong".

"Saya tidak bisa tersenyum ketika memikirkan apa yang telah terjadi," kata Chen, seorang mahasiswa jurusan biokimia yang diwisuda hari itu.

Pemerintah Hong Kong telah mengungkapkan dukacita dan menyebut bahwa otoritas keamanan sedang menyelidiki kematian Chow.

Dalam kesempatan terpisah, sekitar 1.000 orang berunjuk rasa di distrik keuangan utama Hong Kong, rumah bagi sejumlah toko, mal dan bank. Mereka mengecam dugaan kebrutalan polisi. Banyak dari mereka memegang bunga putih sebagai tanda dukacita atas kematian Chow.

"Saya sangat sedih atas kematian Chow. Jika kami tidak turun ke jalan sekarang, mungkin akan lebih banyak korban berjatuhan di masa depan," kata Peggy, mahasiswa berusia 18 tahun dari University of Hong Kong.

Aksi protes lanjutan dijadwalkan akan berlangsung pada akhir pekan termasuk protes pada Minggu (10/11) yang rencananya akan digelar di sejumlah mal.

Hong Kong kembali ke Tiongkok pada 1997 di bawah formula "Satu Negara, Dua Sistem" yang menjamin kebebasan yang tidak dapat dinikmati di China, termasuk sistem peradilan yang independen dan hak untuk protes.

China membantah segala tuduhan yang mengatakan pihaknya campur tangan di Hong Kong. Tiongkok menyalahkan negara-negara Barat dan mengklaim mereka yang telah menimbulkan masalah di kota itu.

Sumber : Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid