sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkes: Indonesia siap tangani coronavirus

Jika dibandingkan dengan jenis coronavirus lainnya, seperti SARS dan MERS, persentase kematian coronavirus jenis baru jauh lebih kecil.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 27 Jan 2020 20:50 WIB
Kemenkes: Indonesia siap tangani coronavirus

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto mengatakan bahwa Indonesia siap menangani pasien yang terjangkit coronavirus jenis baru.

Dia menjelaskan, jika dibandingkan dengan jenis coronavirus lainnya, seperti SARS dan MERS, persentase kematian coronavirus jenis baru jauh lebih kecil.

"SARS itu hampir 60%, MERS hampir 40%, sedangkan coronavirus jenis baru ini kurang dari 4%. Bahkan, ada sejumlah kasus di mana pasien di China bisa sembuh total," jelas Achmad dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Senin (27/1).

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan persentase kematian yang rendah, Achmad menilai bahwa Indonesia sudah sangat siap menangani coronavirus jenis baru bila wabah itu menyebar ke dalam negeri.

Selain itu, Achmad membantah desas-desus yang menyebut bahwa coronavirus dapat menyebar melalui barang-barang yang diimpor dari China ke Indonesia.

"Virus ini analoginya seperti benalu di pohon, benalu tidak akan bisa hidup kalau pohonnya mati. Demikian juga virus hanya dapat hidup jika menempel pada sel yang hidup," jelas dia.

Barang mati, tegasnya, tidak mungkin menjadi sarana penularan coronavirus jenis baru. Dia menekankan bahwa virus berbahaya itu dapat masuk lewat hidung dan mulut.

"Gunakan masker sebagai salah satu upaya mencegah percikan ludah dari orang yang batuk atau bersin. Lalu jangan lupa cuci tangan sebelum melakukan apa pun yang melibatkan tangan menyentuh mulut," ujar Achmad.

Sponsored

Dia menyebut bahwa sampai saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum dapat mengidentifikasi karakter dari virus yang pertama kali menyebar dari Wuhan, China, tersebut.

"Sampai saat ini pun belum ada obatnya. Coronavirus jenis baru, yang disebut 2019-nCoV ini, berbeda dari jenis coronavirus yang sudah ada," sambung dia.

WHO pun belum menganggap wabah virus itu sebagai keadaan darurat global.

Achmad mengatakan, WHO memberikan sejumlah rekomendasi yang telah dijalankan pemerintah China yakni melakukan isolasi ketat bagi wilayah-wilayah di sekitar Kota Wuhan serta mengharuskan Tiongkok melakukan screening ketat terhadap pergerakan warganya maupun warga asing yang akan keluar dari China.

Untuk menyikapi anjuran WHO, Kemenkes RI menjalankan dua strategi yakni menguatkan upaya "cegah-tangkal" dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat di dalam negeri agar tidak terjadi kepanikan massal.

Terkait strategi "cegah-tangkal", seluruh bandara diwajibkan melakukan safety briefing di dalam pesawat dan menjelaskan mengenai wabah coronavirus jenis baru kepada seluruh penumpang.

"Kemudian pada saat penerbangan, pilot wajib melaporkan kepada menara kontrol tujuan manakala di tengah perjalanan ada yang sakit," lanjutnya. "Begitu mendarat, otoritas bandara akan mengecek kembali pesawat dan kemudian membagikan kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card/HCA) kepada penumpang."

Langkah itu, ujarnya, merupakan early warning system agar mencegah penyebaran coronavirus jenis baru.

Berita Lainnya
×
tekid