sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemlu RI: Pelaku pengeboman gereja di Filipina belum dipastikan WNI

Kemlu RI menegaskan bahwa hingga kini Indonesia masih terlibat dalam investigasi bersama Filipina.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 15 Feb 2019 19:16 WIB
Kemlu RI: Pelaku pengeboman gereja di Filipina belum dipastikan WNI

Pemerintah Indonesia terus membantu proses penyelidikan teror bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, yang terjadi pada 27 Januari.

Dalam sebuah pernyataan pada awal Februari, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano meyakini bahwa dua pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan sepasang suami istri asal Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir atau yang akrab dipanggil Tata mengatakan bahwa hingga kini Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih terlibat dalam investigasi bersama komando militer Western Mindanao Command (WestMinCom), Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), Intelligence Service Armed Forces of the Philippines (ISAFP), National Intelligence Coordinating Agency (NICA), dan Kepolisian Nasional Filipina (PNP).

Polri, BNPT, berserta otoritas keamanan Filipina telah melakukan uji DNA dari 20 jenazah yang berada di tempat kejadian.

Hasil identifikasi memperlihatkan bahwa DNA yang diuji merupakan DNA para korban pengeboman, yang semuanya merupakan warga negara Filipina. Hingga kini belum ditemukan DNA milik WNI.

"Berdasarkan konfirmasi tes DNA, belum dapat disimpulkan atau dibuktikan bahwa pelaku pengeboman merupakan WNI," jelas Tata dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta, Jumat (15/2).

Menyusul tudingan Eduardo terkait keterlibatan WNI dalam teror bom kembar itu, pada Selasa (5/2), KBRI Manila mengaku telah mengirimkan nota verbal untuk meminta klarifikasi kepada pemerintah Filipina.

"(KBRI Manila) menyatakan keberatan karena tidak adanya notifikasi dari Filipina mengenai dugaan keterlibatan WNI pada peristiwa serangan di Jolo," kata Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang.

Sponsored

Menurut KBRI Manila, ini bukan kali pertama Filipina menyampaikan berita keterlibatan WNI dalam aksi bom bunuh diri dan serangan teror, tanpa dasar pembuktian dan hasil penyelidikan terlebih dahulu.

"Tuduhan keterlibatan WNI pernah disampaikan pada saat peledakan bom di Kota Lamitan pada 31 Juli 2018 dan bom jelang tahun baru 2019 di Cotabato City. Meski demikian, hasil investigasi menunjukkan tidak ada keterlibatan WNI dalam dua pengeboman tersebut," imbuh Sinyo.

Berita Lainnya
×
tekid