sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ketegangan China-Kanada merembet ke dunia bisnis?

Sejak penangkapan eksekutif Huawei Meng Wanzhou, China melakukan pembalasan setara dengan menahan dua warga Kanada.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 14 Des 2018 19:17 WIB
Ketegangan China-Kanada merembet ke dunia bisnis?

Produsen jaket high-end, Canada Goose, menunda pembukaan gerai di China, sebuah pasar barang mewah terbesar di dunia. Keputusan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Ottawa menyusul penangkapan Direktur Keuangan Global Huawei Sabrina Meng Wanzhou.

Merespons isu ini, Canada Goose mengatakan bahwa gerai perdananya yang berlokasi di Taikoo Li Sanlitun, Beijing, masih dalam tahan pembangunan. Semula peresmiannya dijadwalkan akan berlangsung pada Sabtu (15/12).

Canada Goose menekankan akan melanjutkan rencana untuk membuat gebrakan besar di China. Mereka mengaku mendapat suntikan semangat ketika miliarder seperti Jack Ma tampil mengenakan produk Canada Goose.
 
Penangkapan Meng Wanzhou di Vancouver dilakukan atas permintaan otoritas Amerikat Serikat. Perempuan 46 tahun yang juga putri dari pendiri Huawei Ren Zhengfei itu dituduh telah mengakali sanksi Iran. 

Sejak penangkapan Meng Wanzhou, China mengambil langkah tit for tat atau atau pembalasan yang setara dengan menahan dua warga Kanada. Seorang yang ditahan merupakan mantan diplomat dan satu lainnya adalah seorang pengusaha.

Saat ini, Meng Wanzhou sendiri telah dibebaskan dengan jaminan dan menjadi tahanan rumah. Dia masih harus menanti putusan pengadilan Kanada, apakah dia akan diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi dakwaan di sana.

Saham Canada Goose anjlok 20,6% sejak 3 Desember, hari perdagangan pertama setelah berita penangkapan Meng Wanzhou mengguncang hubungan Kanada-China. Di Tiongkok, muncul desakan netizen dan media negara menyerukan boikot terhadap produk Canada Goose.

Gerai seluas 600 meter persegi di Beijing ini merupakan toko fisik pertama perusahaan berusia 61 tahun tersebut di China daratan. Bulan lalu, mereka telah muncul lewat pop-up store di Beijing. Selain itu, mereka juga hadir lewat platform belanja online Taobao yang dimiliki oleh Alibaba.

Sementara pembukaan gerainya di Beijing ditunda, gerai mereka di Hong Kong telah dibuka bulan lalu. Canada Goose Hong Kong berlokasi di IFC Mall. 

Sponsored

"Toko kami di Beijing sedikit tertunda karena konstruksi yang tengah berlangsung. Kami berharap dapat membuka toko terbaru kami dalam waktu dekat," tutur Canada Goose dalam keterangan tertulisnya.

Perusahaan tersebut juga berencana untuk mendirikan kantor pusat regional di Shanghai.

"Kami akan terus bergerak maju dengan rencana ekspasi kami di China. Namun, pertama-tama dan terutama kami ingin memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik bagi penggemar dan pelanggan kami," ungkap Canada Goose.

Pada Mei lalu, presiden dan CEO Canada Goose Dani Reiss mengatakan bahwa China menawarkan peluang besar bagi perusahaannya. Merek pakaian asal Kanada itu telah berada di radar pembeli China dalam beberapa tahun terakhir karena sebagian besar pembeli mereka di luar negeri adalah wisatawan Tiongkok.

"Popularitas Canada Goose telah melampaui  Moncler pada akhir 2017," kata Veronica Wang dari Konsultan Strategi OC&C. "Jika masalah politik tidak memanas, dampaknya terhadap merek Kanada di China akan menjadi jangka pendek atau terbatas. Pada akhirnya, perusahaan tidak melakukan kesalahan apa pun dalam insiden ini dan konsumen sadar akan hal itu."

Perusahaan-perusahaan Kanada telah mendapatkan pijakan di China. Sejumlah merek populer termasuk Club Monaco, Lululemon Athletica, dan M.A.C, dan waralaba donat Tim Hortons berencana untuk membuka gerai pertama mereka tahun depan di China daratan dan bertujuan untuk memiliki 1.500 cabang dalam kurun 10 tahun ke depan.  

Pada Kamis (13/12) sore, sejumlah pembeli di pop-up store Canada Goose di Beijing cukup canggung ketika diminta berkomentar terkait ketegangan antara Beijing dan Ottawa.

Seorang pria berusia 40-an yang mengenakan jam tangan mewah dan sepatu mahal mengatakan tidak perlu memboikot merek tertentu. "Jadi, haruskan kita membuang iPhone dan Rolex kita karena sengketa semacam itu?," tanya pria yang bernama belakang Liu tersebut.

Pasangan muda berusia 20-an mengatakan mungkin perselisihan akan memengaruhi keputusan mereka. Namun, faktor utama dalam membuat keputusan belanja, tetap saja harga.

Seorang saleswoman mengatakan penjualan pada umumnya tidak baik, bahkan sebelum ketegangan Kanada-China terjadi. (South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid