sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kim Jong-un ajak Trump kembali lakukan pertemuan

Amerika Serikat tengah mengoordinasikan rencana pertemuan itu.

Soraya Novika
Soraya Novika Selasa, 11 Sep 2018 19:55 WIB
Kim Jong-un ajak Trump kembali lakukan pertemuan

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, mengirim sebuah surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam surat tersebut, Kim meminta untuk kembali melakukan pertemuan dengan Trump.

"Ini adalah surat yang sangat hangat dan sangat positif. Tujuan utama dari surat itu adalah untuk meminta dan mencari jadwal pertemuan lain dengan presiden. Kami tentunya terbuka untuk itu dan sudah dalam proses mengoordinasikannya," ujar juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.

Pada Juni 2018 lalu, Kim dan Trump telah melakukan pertemuan membahas program denuklirisasi Korut. Pertemuan lanjutan itu, rencananya juga akan memperdalam pembahasan penghentian nuklir Korut.

"Surat itu merupakan bentuk komitmen berkelanjutan untuk fokus pada denuklirisasi semenanjung Korea," Sanders menambahkan.

Belum dipastikan kapan pertemuan Kim Jong-un dan Trump itu akan berlangsung. Hanya saja, Korut dipandang telah menunjukkan niat baik, karena tak menampilkan rudal jarak jauh seperti yang lazimnya dilakukan, pada parade militer ulang tahun Korea Utara ke-70 di Pyongyang, Minggu (9/9) lalu.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dijadwalkan akan mengadakan pertemuan ketiga kalinya dengan Kim Jong-un minggu depan di Pyongyang.

Moon Jae-in diperkirakan akan mengajukan usulan pada Kim Jong-un, langkah bertahap menuju denuklirisasi. 

Pimpinan negeri ginseng itu direncanakan mendiskusikan pertemuannya dengan Kim, saat bertemu Trump selama pertemuan Majelis Umum PBB di New York berlangsung pada akhir bulan ini.

Sponsored

Menurut juru bicara Moon Jae-in, Kim Eui-kyeom, Trump telah meminta Moon Jae-in untuk bertindak sebagai juru runding utama antara Washington dan Pyongyang. 

Pemerintahan Moon juga mendorong pertemuan tiga pihak antara ketiga negara tersebut, demi menyepakati deklarasi bersama mengakhiri perang Korea 1950-1953. Konflik itu berakhir bukan lewat perjanjian damai, namun dengan genjatan senjata. 

Pasukan PBB yang dipimpin AS, termasuk di dalamnya Korea Selatan, masih berjaga di sana, yang secara teknis menandakan perang masih berlangsung secara dingin.

Korea Selatan sebelumnya mengharapkan sebuah perjanjian resmi yang dapat mengakhiri konflik itu, dapat disahkan dalam Sidang Umum PBB akhir bulan ini. 

Sumber: Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid