sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kim Jong-un minta maaf atas kematian pejabat Korsel

Pasukan Korea Utara menembak mati seorang pegawai pemerintah Korsel setelah melintasi perbatasan laut antara kedua negara.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 25 Sep 2020 18:29 WIB
Kim Jong-un minta maaf atas kematian pejabat Korsel

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, meminta maaf atas kematian seorang pegawai pemerintah Korea Selatan (Korsel) yang ditembak mati oleh pasukannya setelah melintasi perbatasan laut antara kedua negara.

Dalam surat yang dikirim ke Blue House Korea Selatan pada Jumat (25/9), Korea Utara mengatakan, unit mereka menanggapi panggilan seorang lelaki tak dikenal ditemukan mengambang di atas sebuah benda di laut.

Surat tersebut mengklaim, sekitar 10 peluru ditembakkan ke pria itu setelah dia tidak berhasil mengindentifikasi dirinya dan tidak merespons tembakan peringatan yang dilepas seorang tentara.

Korea Utara mengatakan, hanya genangan darah yang tersisa di benda mengambang itu setelah tembakan dilepaskan. Setelah tentara menduga pria itu tewas, mereka membakar benda mengambang di lokasi sesuai tindakan pencegahan penyakit Covid-19 Korea Utara.

"Kim Jong-un meminta untuk menyampaikan, bahwa dia merasa sangat menyesal bahwa alih-alih memberikan bantuan kepada rekan kami di Korea Selatan yang sedang berjuang dengan epidemi Covid. Kami telah mengecewakan Presiden Moon Jae-in dan rekan kami di Korea Selatan dengan kemalangan yang tak terlihat ini di laut kita," jelas surat tersebut.

Pernyataan itu menambahkan, Korea Utara telah memperkuat pengawasan maritimnya dan meminta maaf atas insiden yang jelas akan berdampak negatif terhadap hubungan antar-Korea.

Menurut Letnan Jenderal Ahn Young-ho, seorang pejabat tinggi di Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, seorang pekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan hilang di perairan 1,9 kilometer selatan dari Kepulauan Yeonpyeong pada 21 September.

Pejabat pertahanan Korsel sebelumnya meyakini, pria itu sedang dalam proses mencoba membelot ke Korea Utara. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (24/9), militer Korea Selatan mengutuk keras kekejaman Korea Utara serta mendesak Pyongyang memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab.

Sponsored

Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan meningkat sejak komunikasi keduanya terputus pada Juni, ketika Pyongyang pertama kali menutup dan kemudian meledakkan kantor penghubung bersama di Kota Kaesong.

Kemerosotan hubungan terjadi setelah pemulihan hubungan selama bertahun-tahun yang dipimpin Presiden Moon Jae-in menghasilkan pertemuan bersejarah antara dirinya dan Kim Jong-un. Juga pertemuan puncak antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Namun, pertemuan tersebut pada akhirnya tidak memberikan hasil yang signifikan bagi semua pihak. Setelah itu, nada Pyongyang terhadap Seoul semakin keras.

Pada Kamis, Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-hwa, mengatakan, tawaran dialog terhadap Korea Utara tetap terbuka dan Seoul siap untuk menjalin hubungan yang baik dengan Pyongyang. (CNN)

Berita Lainnya
×
tekid