Kim Jong-un tunjuk veteran militer sebagai Menlu Korea Utara

Korea Utara mengganti menteri luar negeri dari Ri Yong-ho menjadi Ri Son-gwon. Menlu baru Korea Utara itu adalah mantan perwira senior militer sekaligus pejabat di Partai Buruh.

Ri Son-gwon yang juga mantan Ketua Komisi Reunifikasi Damai, memimpin delegasi Korea Utara dalam pembicaraan tingkat tinggi pertama antar-Korea pada Januari 2018.

Korea Utara mengumumkan kepada negara-negara yang memiliki perwakilan di Pyongyang bahwa Ri Son-gwon telah ditunjuk sebagai menteri luar negeri pada pekan lalu. Hal tersebut diungkap oleh sumber diplomatik kepada Reuters.

Berbanding terbalik dari pendahulunya yang merupakan diplomat karier dengan pengalaman negosiasi dengan AS selama bertahun-tahun, Ri Son-gwon disebut hanya memiliki sedikit pengalaman diplomatik. Namun, sosoknya dilaporkan terlibat dalam proses diplomasi selama dua tahun terakhir.

Kabar pergantian ini untuk pertama kali dilaporkan oleh NK News yang bermarkas di Seoul pada Sabtu (18/1), mengutip sejumlah sumber yang tidak disebut namanya di Pyongyang.

Para analis menilai terlalu dini untuk bicara soal dampak penunjukan Ri Son-gwon terhadap perundingan dengan Amerika Serikat yang tengah mandek. Namun, mereka menyatakan, sosok Ri Son-gwon kerap memainkan peran konfrontatif dalam negosiasi dengan Korea Selatan. 

Michael Madden, seorang pakar Korea Utara di think tank Stimson Centre, menilai bahwa tersingkirnya Ri Yong-ho karena tidak ada capaian yang diraih dalam negosiasi dengan Amerika Serikat.

"Ri Yong-ho adalah pejabat yang secara efektif absen setelah KTT Hanoi dan dicopot dari jabatannya karena juru runding yang dipilih oleh kementerian luar negeri tidak menghasilkan apa pun," ujar Madden.

Sementara Ri Son-gwon menjadi menteri luar negeri, Choe Son Hui diperkirakan akan mempertahankan posisinya sebagai wakil menteri luar negeri. Sejumlah sumber diplomatik menyebut, bertahannya Choe Son Hui tidak lepas karena latar belakang keluarganya dan hubungan pribadinya dengan wanita di lingkaran dalam Kim Jong-un, termasuk saudara perempuan dan istrinya.

"Yang paling penting adalah apa yang dipikirkan Kim Jong-un, dan dia membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk bicara atas namanya, entah itu Ri Son-gwon atau Choe Son-hui," ungkap mantan negosiator nuklir Korea Selatan Kim Hong-kyun.

Sumber : Reuters