sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korban tewas coronavirus meningkat, Dirjen WHO ke China

WHO sejauh ini belum menetapkan wabah coronavirus jenis baru sebagai keadaan darurat global.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 27 Jan 2020 11:00 WIB
Korban tewas coronavirus meningkat, Dirjen WHO ke China

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sedang dalam perjalanan ke Beijing untuk bertemu dengan pemerintah dan pejabat kesehatan terkait penyebaran wabah coronavirus jenis baru.

WHO sejauh ini belum menetapkan wabah coronavirus jenis baru sebagai keadaan darurat global, meski virus berbahaya itu telah menyebar ke sejumlah negara dan angka kematian terus meningkat.

Menurut data Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin (27/1), per Minggu (26/1), kasus coronavirus jenis baru telah meningkat menjadi 2.744 orang dan menewaskan 80 orang. Dari total kasus, 300 orang dirawat dan dalam keadaan kritis.

"Saya sedang dalam perjalanan ke Beijing untuk bertemu dengan pemerintah dan pejabat kesehatan ... Rekan-rekan dari WHO dan saya sendiri ingin memahami perkembangan terbaru dan memperkuat kemitraan kami dengan China dalam memberikan perlindungan lebih lanjut," jelas Ghebreyesus di Twitter pada Minggu (26/1).

Dia menyebut bahwa WHO bekerja sekuat tenaga untuk mendukung China dan rakyatnya selama masa sulit ini. Badan PBB tersebut juga terus berhubungan dekat dengan negara-negara yang terdampak.

Ketua Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei pada Minggu menyebut, orang yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala dapat menularkan coronavirus jenis baru kepada orang lain.

Dia menjelaskan bahwa masa inkubasi untuk pasien yang terjangkit virus kira-kira 10 hingga 14 hari.

Sponsored

"Epidemi ini telah memasuki masa yang lebih serius dan kompleks," ujar dia, seraya menambahkan bahwa laju penyebaran coronavirus jenis baru semakin cepat dan akan terus berlanjut.

Secara internasional, jumlah kasus coronavirus jenis baru yang dikonfirmasi meningkat. Pada Minggu, Amerika Serikat melaporkan kasus kelima yang terdeteksi di Arizona.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa jumlah kasus yang dikonfirmasi di negara itu naik jadi empat, Korea Selatan mencatat tiga kasus, Australia lima kasus, Jepang dan Malaysia masing-masing empat kasus, Prancis tiga kasus, serta Kanada dan Nepal satu kasus.

Sementara itu, Thailand mengonfirmasi delapan kasus, Vietnam dua kasus, dan Taiwan empat kasus.

Lebih lanjut, Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn pada Minggu mengatakan bahwa warga Prancis akan dievakuasi dari Wuhan.

"Warga Prancis akan dipulangkan dengan pesawat langsung ke Prancis, dengan persetujuan pihak berwenang China. Tindakan ini akan mulai dilakukan pertengahan pekan," tutur Buzyn.

Selain Prancis, sejumlah negara juga merencanakan evakuasi warganya dari Wuhan yang sedang diisolasi pihak berwenang China dalam upaya menghentikan penyebaran coronavirus jenis baru.

Konsulat AS di Wuhan mengumumkan akan mengevakuasi staf dan sejumlah warga naik pesawat sewaan pada Selasa (28/1).

Pada Sabtu (25/1), Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan darurat virus di kota dengan 7,3 juta penduduk tersebut. Dia menangguhkan aktivitas sekolah hingga 17 Februari dan membatalkan seluruh kunjungan resmi ke China daratan.

Selain itu, penerbangan dan perjalanan kereta cepat antara Hong Kong dan Kota Wuhan pun dihentikan. Perayaan Tahun Baru Imlek untuk kota tersebut juga dibatalkan. Otoritas kesehatan Hong Kong menyatakan bahwa 122 orang di kota itu sedang dirawat karena berpotensi mengidap coronavirus jenis baru.

Coronavirus jenis baru, yang pertama kali diidentifikasi pada 31 Desember, diyakini telah menyebar dari pusat Kota Wuhan, Provinsi Hubei. (CNBC, Reuters, The Guardian, Deutsche Welle, dan France24)

Berita Lainnya
×
tekid