sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korea Selatan melarang penjualan kopi di sekolah

Sistem pendidikan Korea Selatan sangat kompetitif, memicu banyak siswa mengonsumsi kopi dan minuman energi agar tetap kuat belajar.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 30 Agst 2018 11:17 WIB
Korea Selatan melarang penjualan kopi di sekolah

Korea Selatan akan melarang penjualan kopi di sekolah-sekolah. Langkah tersebut merupakan upaya untuk mempromosikan pilihan yang lebih sehat di kalangan murid dan guru.

Seluruh mesin penjual minuman otomatis dan kios makanan ringan di sekolah dasar dan menengah akan menghentikan penjualan seluruh produk kopi pada 14 September mendatang, ungkap Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan. 

"Revisi ini bertujuan untuk menciptakan kebiasaan makan yang sehat di kalangan anak-anak dan remaja," ujar seorang pejabat kementerian. "Kami akan memastikan kopi dilarang di sekolah."

Larangan penjualan kopi di sekolah adalah bagian dari kampanye yang lebih luas oleh pejabat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori atau kafein. Kebijakan ini juga merupakan respons atas laporan media terkait beberapa siswa yang menderita palpitasi atau sensasi ketika jantung terasa berdegup kencang usai meminum kopi. Selain itu, pihak berwenang juga menyinggung pusing, gangguan tidur, dan gugup sebagai gejala lainnya.

Mayoritas siswa mengonsumsi kopi atau minuman energi untuk tetap terjaga demi mengejar keunggulan di dalam sistem pendidikan Korea Selatan yang sangat kompetitif dan memiliki banyak persyaratan.

Warga Korea Selatan rata-rata minum 181 cangkir kopi per tahun. Menurut riset pasar Euromonitor, sejauh ini, itu merupakan yang terbanyak di Asia. Sementara, warga Inggris minum 151 cangkir per orang dan masyarakat Amerika Serikat (AS) rata-rata 266 cangkir.

Kopi instan menjadi populer di Korea Selatan pada 1950-an, bertepatan dengan kedatangan ribuan pasukan AS dan dalam beberapa tahun terakhir, kafe-kafe trendi menjamur di Negeri Gingseng. 

Seoul, ibu kota Korea Selatan sekaligus kota terbesar, memiliki lebih dari 18.000 kedai kopi pada akhir tahun 2016. Angka itu melebihi keberadaan swalayan.

Sponsored

Sebelumnya, pihak berwenang lebih dulu membatasi minuman energi pada awal tahun ini, dan melarang iklan TV bagi produk makanan cepat saji, makanan ringan bergula, dan minuman berkafein tinggi saat sebagian besar program anak-anak tayang.

Otoritas Korea Selatan juga tengah berupaya untuk mengatasi persoalan meningkatnya obesitas pada siswa. Menurut data pemerintah, sekitar 17% siswa sekolah dasar dan menengah mengalami obesitas pada tahun 2016, naik dari sekitar 12% pada satu dekade sebelumnya.

 


Sumber: The Guardian

Berita Lainnya
×
tekid