sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korea Utara diduga tembakkan dua rudal jarak pendek

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa proyektil-proyektil itu tidak memasuki wilayah udara atau ZEE mereka.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 28 Nov 2019 18:58 WIB
Korea Utara diduga tembakkan dua rudal jarak pendek

Setelah sebulan tidak melakukan uji coba senjata, pada Kamis (28/11), militer Korea Selatan mengklaim bahwa Korea Utara telah menembakkan dua rudal jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya.

Uji coba rudal itu dilakukan hanya beberapa minggu sebelum tenggat akhir tahun yang Korea Utara berikan kepada Amerika Serikat untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi yang terhenti.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan Korea Utara menembakkan dua rudal ke laut dari peluncur roket di Yonpo sekitar pukul 17.00 waktu setempat. JCS menyebut, kedua rudal itu terbang hingga 380 kilometer dan mencapai ketinggian 97 kilometer.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa proyektil-proyektil itu tidak memasuki wilayah udara atau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mereka.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menegaskan bahwa peluncuran tersebut tidak hanya menjadi ancaman terhadap negaranya, tetapi juga bagi kawasan dan sekitarnya.

"Jepang akan terus berkomunikasi dengan AS, Korea Selatan dan komunitas internasional untuk memantau situasi ini," kata PM Abe kepada wartawan.

Peluncuran pada Kamis merupakan yang pertama sejak 31 Oktober. Pada saat itu, Pyongyang menguji coba apa yang disebutnya sebagai peluncur roket ganda super besar.

Para analis meyakini bahwa Korea Utara sedang berusaha menunjukkan kemajuan pengembangan senjata mereka selagi negosiasi dengan AS penuh ketidakpastian.

Sponsored

Korea Selatan sangat menyesalkan uji coba rudal tersebut. Mereka mendesak Korea Utara untuk berhenti memicu ketegangan militer.

"Tindakan Korea Utara tidak membantu upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea," tutur Direktur Operasi JCS Jeon Dong-jin.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberi tenggat akhir tahun setelah pada 5 Oktober, negosiasi tingkat kerja antara kedua negara berakhir tanpa kemajuan.

Pyongyang telah memperingatkan akan meninggalkan negosiasi jika Washington terus menerapkan kebijakan permusuhan terhadap Korea Utara.

Korea Utara menuntut pencabutan sanksi terhadapnya dan pembatalan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang mereka anggap sebagai persiapan untuk invasi.

Berita Lainnya
×
tekid