Korsel akan vaksin 44 juta warga pada 2021
Vaksinasi Covid-19 kemungkinan dilakukan semester II 2021 usai mengamati perkembangan di negara lain.
Korea Selatan telah menandatangani kesepakatan menyediakan vaksin Covid-19 untuk 44 juta orang pada 2021. Langkah tersebut dilakukan ketika "Negeri Gingseng" memerangi gelombang infeksi yang menurut pihak berwenang dapat membuat sistem medis kewalahan.
Pemerintah Korea Selatan telah menandatangani kesepakatan membeli 20 juta dosis vaksin Covid-19 masing-masing dari AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna, sementara empat juta dosis lainnya dari Johnson & Johnson.
Menurut Menteri Kesehatan Korea Selatan, Park Neung-hoo, seluruh vaksin tersebut cukup untuk 34 juta warga. Dosis tambahan bagi 10 juta orang lainnya akan diperoleh melalui inisiatif vaksin global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang dikenal sebagai Covax Facility.
"Kami awalnya berencana untuk mengamankan vaksin bagi 30 juta orang, tetapi kemudian memutuskan untuk membeli lebih banyak karena ada ketidakpastian atas keberhasilan kandidat vaksin," katanya, Senin (7/12).
Pengiriman akan dimulai paling lambat Maret 2021, tetapi pihak berwenang akan terlebih dahulu mengamati bagaimana vaksin bekerja di negara lain selama beberapa bulan untuk memastikan keamanannya.
Vaksinasi massal kemungkinan baru akan dimulai pada paruh kedua 2021.
Terlepas dari lonjakan kasus infeksi saat ini, Korea Selatan dinilai relatif berhasil dalam meredam gelombang infeksi Covid-19.
"Pemerintah tidak melihat adanya kebutuhan mendesak untuk segera memulai vaksinasi tanpa memastikan risiko vaksin telah diverifikasi," sambungnya.
Gelombang vaksinasi pertama kemungkinan besar akan diberikan kepada para pekerja medis, pekerja layanan publik, lansia, dan orang-orang yang rentan secara medis.
Berdasarkan data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), terjadi penambahan 594 kasus infeksi baru pada Senin. Dengan demikian, jumlah kasus positif secara kumulatif menjadi 38.755, termasuk 552 fatalitas.
Tidak seperti dua gelombang infeksi sebelumnya di Korea Selatan, gelombang baru ini didorong klaster yang kecil dan lebih sulit dilacak di dalam dan sekitar Seoul.
Wakil Menteri Kesehatan, Kang Do-tae, mengatakan, pemerintah tidak dapat melacak asal 26% dari total kasus.
"Jika praktik social distancing tidak diterapkan dengan benar, wabah di wilayah Seoul dapat menyebabkan penularan yang lebih besar secara nasional," katanya.
Otoritas kesehatan memperkirakan, kasus harian akan berkisar antara 550 dan 750 selama pekan ini dan kemungkinan melonjak hingga 900 pada minggu depan.
Jika prediksi itu akurat, Kang Do-tae menilai, sistem kesehatan Korea Selatan dapat kewalahan.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mendesak pengujian Covid-19 yang lebih luas dan pelacakan yang menyeluruh karena infeksi terus meningkat meskipun pemberlakuan pembatasan sosial yang semakin ketat. (Channel News Asia)