sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korut ingatkan AS risiko senjata nuklir akibat kapal selam Australia

Korut mengkritik standar ganda dan bersumpah akan melakukan tindakan balasan.

Sita Aisha Ananda
Sita Aisha Ananda Senin, 20 Sep 2021 16:03 WIB
Korut ingatkan AS risiko senjata nuklir akibat kapal selam Australia

Korea Utara (Korut) memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) mempertaruhkan perlombaan senjata nuklir yang berbahaya dengan menyediakan teknologi kapal selam ke Australia.

Korut mengkritik standar ganda dan bersumpah akan melakukan tindakan balasan. Pekan lalu, AS meraih kemitraan keamanan trilateral baru yang melibatkan Inggris untuk memberikan bantuan teknologi ke Australia membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir.

Di sisi lain, Korut bergabung dengan China dalam mengecam keputusan AS sebagai keputusan yang tidak bertanggung jawab dan dapat menghancurkan perdamaian serta stabilitas regional dan upaya non proliferasi global.

"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik dan memicu rantai perlombaan senjata nuklir," kata kementerian luar negeri Korut dalam komentar yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, Senin (20/9).

Korut mengkritik sikap kesepakatan ganda Washington dengan memilih pernyataan juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, bahwa mereka tidak mencari konflik dengan China tetapi keputusannya adalah untuk menopang keamanan regional.

Kementerian itu berkomentar bahwa negara mana pun dapat menyebarkan teknologi nuklir jika itu untuk kepentingannya. Tindakan ini, menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang menggulingkan sistem non proliferasi nuklir internasional.

Korut mengamati dengan cermat latar belakang keputusan AS dan akan mengambil tindakan balasan yang sesuai jika itu memiliki sedikit dampak buruk pada keamanan negaranya.

Pemimpin Korut, Kim Jong Un, setuju untuk bekerja menuju denuklirisasi semenanjung Korea dan membangun hubungan baru pada pertemuan puncak dengan Presiden AS, Donald Trump, tetapi negosiasi terhenti sejak 2019.

Sponsored

Pyongyang mengecam Washington karena mendukung pengembangan senjatanya sendiri dan sekutunya sambil mengutuk program-program Korut sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.

Media pemerintah Korut mengatakan, pada Jumat (17/9), standar ganda Washington dan kebijakan bermusuhan menghambat pembukaan kembali pembicaraan denuklirisasi. (Sumber: reuters.com)

Berita Lainnya
×
tekid