sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis campak, Samoa tangkap aktivis antivaksin

Campak telah menewaskan 63 orang di Samoa, di mana 55 di antaranya berusia di bawah empat tahun.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 06 Des 2019 17:12 WIB
Krisis campak, Samoa tangkap aktivis antivaksin

Samoa pada Jumat (6/12) memperingatkan pihaknya tidak akan menoleransi kesalahan informasi antivaksin. Pernyataan tersebut muncul setelah seorang aktivis terkemuka ditangkap karena menentang upaya imunisasi massal yang diluncurkan untuk menangani epidemi campak di negara itu.

Setidaknya 63 orang, yang mayoritasnya adalah anak-anak, meninggal sejak wabah dimulai pada pertengahan Oktober. Jumat ini menandai hari kedua penutupan pemerintahan Samoa menyusul penyelenggaraan vaksinasi wajib.

Al Jazeera melaporkan bahwa setidaknya 16.000 orang telah divaksinasi pada Kamis (5/12), hari pertama imunisasi massal diberlakukan. Dan fokus pada Jumat adalah wilayah perkotaan.

Namun, Menteri Komunikasi Afamasaga Rico Tupai mengatakan bahwa mereka yang antivaksin menyebarkan teori konspirasi yang menghambat mobilisasi kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Terdapat sejumlah anak yang meninggal setelah datang ke rumah sakit sebagai upaya terakhir, dan kemudian kami mendapati bahwa keluarga mereka menerima pesan antivaksin. Itulah sebabnya mereka menahan anak-anak ini di rumah," kata Tupai kepada TVNZ.

Dia memperingatkan kelompok antivaksin untuk tidak menghalangi, "Jangan berkontribusi pada kematian".

Sementara itu, Jaksa Agung Samoa Lemalu Hermann Retzlaff menambahkan, "Kami akan menyarankan polisi untuk bertindak ketika kami tidak punya pilihan."

Pemerintah mendukung retorikanya yang keras dengan menangkap Edwin Tamasese, yang vokal mengampanyekan antivaksin, pada Kamis malam. Dia dituduh melakukan penghasutan.

Sponsored

Para pejabat menegaskan bahwa Tamasese telah diperingatkan soal kegiatannya sebelumnya. 

Pemerintah Samoa memiliki kekuataan tambahan saat ini setelah mendeklarasikan keadaan darurat untuk menangani krisis campak. Tamasese sendiri diperkirakan dapat dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Tingkat vaksinasi di seluruh dunia mandek

Ada pun kelompok antivaksin yang berbasis di Amerika Serikat dilaporkan juga berupaya berkampanye via dunia maya dengan materi-materi yang disebut Tupai "omong kosong".

Di tengah upaya memerangi campak, infeksi terus menyebar. Terdapat 140 kasus baru selama periode 24 jam, dengan total menjadi 4.357 kasus, dan jumlah kematian meningkat satu jadi 63 orang. Ada 20 anak yang dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Lima puluh lima korban tewas di antaranya berusia di bawah empat tahun. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), campak telah membunuh 140.000 orang di seluruh dunia pada 2018. Tingginya angka kematian disebut akibat stagnasi tingkat vaksinasi global dalam dekade terakhir.

Lima negara yang terkena dampak terburuk, yaitu Republik Demokratik Kongo, Liberia, Madagaskar, Somalia dan Ukraina, menyumbang separuh dari semua kasus di seluruh dunia.

"Fakta bahwa setiap anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak adalah kemarahan dan kegagalan kolektif untuk melindungi anak-anak, yang paling rentan di dunia," kata Tedros Adhanom Ghebreysus, direktur jenderal WHO. "Untuk menyelamatkan nyawa, kita harus memastikan semua orang mendapat manfaat dari vaksin, yang berarti berinvestasi dalam imunisasi dan perawatan kesehatan berkualitas sebagai hak untuk semua." (Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid