sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis pelecehan seksual, Paus Fransiskus: Kredibilitas gereja dilemahkan

Tahun lalu dinilai merupakan masa pelik bagi gereja Katolik.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 04 Jan 2019 18:01 WIB
Krisis pelecehan seksual, Paus Fransiskus: Kredibilitas gereja dilemahkan

Paus Fransiskus mengkritik para uskup Katolik di Amerika Serikat terkait respons mereka terhadap isu pelecehan seksual yang dilakukan anggota gereja. 

Sri Paus mengatakan bahwa pendekatan dengan cara saling menyalahkan, penyalahgunaan kekuasaan, dan "menempatkan diri sebagai korban atau menegur dengan marah" telah merusak kredibilitas gereja.

"Kredibilitas gereja telah dilemahkan dan direndahkan oleh dosa-dosa dan kejahatan ini," ujar Paus Fransiskus terkait kasus pelecehan anak-anak oleh golongan rohaniwan Katolik. "Terlebih lagi ternodai oleh upaya yang dilakukan untuk menyangkal atau menyembunyikannya."

Paus Fransiskus juga mengatakan perpecahan para uskup dan tindakan saling menyalahkan telah menimbulkan keraguan di antara para pengikut gereja.

"Umat Tuhan yang setia dan misi gereja menderita akibat penyalahgunaan kekuasaan, pelecehan seksual, serta buruknya cara menangani permasalahan ini. Gereja juga menderita melihat keuskupan yang tidak kompak dan lebih fokus menyalahkan satu sama lain ketimbang mencari jalan rekonsiliasi."

Kritik tersebut disampaikannya kepada para uskup AS dalam surat sepanjang delapan halaman yang dirilis oleh Vatikan pada Kamis (3/1).

Dalam suratnya, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa tindakan para uskup ini masih jauh dari ideal.

Dia mendesak para uskup untuk "meninggalkan cara-cara yang meremehkan, mendiskreditkan, menempatkan diri sebagai korban, dan sebagai gantinya bertindak sesuai Injil."

Sponsored

"Mari kita coba memutus lingkaran saling tuding, meremehkan, dan mendiskreditkan," lanjutnya. "Kita dapat melakukannya jika kita berhenti menyebarkan kebingungan dan ketidakpuasan diri sendiri kepada orang lain. Hal ini merupakan hambatan bagi persatuan."

Surat Paus Fransiskus ini dikirim kepada para uskup yang pekan ini mengikuti retret spiritual di Seminari Mundelein di Illnois. Retret ini disarankan oleh Paus Fransiskus sendiri pada September "sebagai langkah untuk menanggapi krisis kredibilitas yang sedang dialami oleh gereja Katolik AS."

Menurut juru bicara Konferensi Uskup Katolik AS, sekitar 250 uskup menghadiri retret yang akan berakhir pada 8 Januari itu.

Pemimpin umat Katolik ini mengatakan bahwa dia ingin bergabung dengan para uskup tersebut tetapi terhalang karena ada "alasan logistik." Sebagai gantinya, Paus Fransiskus mengirim pastor dari Ordo Kapusin Raniero Cantalamessa. 

Surat Paus Fransiskus ini datang setelah tahun lalu umat Katolik AS mengalami rentetan peristiwa buruk. Seorang kardinal terkemuka mengundurkan diri dalam aib, ratusan pastor Katolik dituduh melecehkan anak-anak, dan seorang mantan duta besar Vatikan mendesak Paus untuk melepas jabatannya.

Isu skandal pelecehan seks oleh golongan rohaniwan belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Investigasi federal dan penyelidikan dilakukan di setidaknya 12 negara bagian, termasuk Washington. 

Paus Fransiskus akan mengadakan pertemuan dengan para uskup dari seluruh dunia di Roma pada 21-24 Februari. Pertemuan ini bertujuan agar gereja menangani skandal pelecehan seksual ini bersama-sama. 

Fransiskus menyebut, dia ingin para uskup AS terlebih dahulu berdoa dan merenungi krisis pelecehan, sebelum mencari tahu langkah selanjutnya.

Kredibilitas, lanjutnya, "Tidak dapat diperoleh kembali dengan mengeluarkan dekrit atau hanya dengan membentuk komite baru untuk memperbaiki alur penyelesaian masalah, seolah-olah kita pengurus departemen sumber daya manusia." 

Penyelesaian krisis dengan cara-cara tersebut, menurut Paus Fransiskus, malah berisiko "menyederhanakan segalanya menjadi masalah organisasi."

"Hilangnya kredibilitas gereja juga menimbulkan pertanyaan menyakitkan tentang cara kita berhubungan satu sama lain," kata Paus Fransiskus.

Perbaikan yang disarankan Paus Fransiskus tidak hanya memerlukan "pendekatan baru terhadap manajemen, tetapi juga perubahan pola pikir, cara berdoa, penanganan kekuasaan dan uang, pelaksanaan otoritas, serta cara kita berhubungan dengan sesama dan dunia."

Setiap pendekatan terhadap krisis pelecehan seksual yang tidak memadukan wawasan spiritual dengan langkah pragmatis tidak dapat berhasil. Tanpa keduanya, "Semua yang kita lakukan hanya akan mementingkan diri sendiri."

Dalam sebuah pernyataan, Ketua Konferensi Uskup Katolik AS Kardinal Daniel DiNardo menuturkan bahwa para uskup "bersama-sama menanggung kepedihan dan harapan semua orang yang mungkin merasa dikecewakan oleh gereja Katolik."

Sumber : CNN

Berita Lainnya
×
tekid